Posting : junetfhoto.blogspot.com
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“KENAKALAN
REMAJA”
DI
SUSUN OLEH :
FAUZIAH
RISKA.
A
ISMAYATI
WINDA
CAHYA REZKY
MELIANA
TRI WULANDARI
NURFARIZA
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa,
untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik kenakalan remaja
berikut solusi pencegahan dan pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan
penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta dapat membentengi
diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk
kenakalan remaja tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
Sinjai , 07 November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................iii
BAB I :
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang
............................................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah............................................................................................
1
1.3.
Tujuan..............................................................................................................
2
1.4.
Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II :
PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kenakalan
Remaja.........................................................................
3
2.2. Penyebab Kenakalan
Remaja.......................................................................... 4
2.3. Solusi Kenakalan
Remaja.................................................................................
8
BAB III : KESIMPULAN DAN
SARAN.................................................................... 13
3.1. Kesimpulan......................................................................................................
13
3.2. Saran
............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka..........................................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan
dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan
yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai
kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa
depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan
remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan
moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih
terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering
kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak
yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan
remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah
merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh
karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang
serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang
titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di
kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun
merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kenakalan remaja, penyebab
berikut solusinya.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan
remaja.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab
kenakalan remaja.
3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam
mengatasi kenakalan remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang
perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak
remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar,
tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan masih banyak lagi
kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di
seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta
orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan
moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering
melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini
sebagai berikut:
1.
Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang".
2. Santrock "Kenakalan remaja merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial
hingga terjadi tindakan kriminal."
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering
sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan
menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu
akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi
terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a.
Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan
remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
a.
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer
bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur
keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya
pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan
remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur
untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat
bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih
sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah
dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin
sendiri
2.
Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau
tidak mendapatkan kompensasinya
3.
Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan
kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan
suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk
kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang
dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja
melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena
setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah,
juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya.
Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan
latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang
tua melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan
positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan
merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab
kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu
sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan
semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan
moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap
harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang
teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat
yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah
terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa
yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga
berdampak timbulnya kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling
mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di
lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia
berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja
sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika
anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan
kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di
sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas
kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan
remaja antara lain:
1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan
itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan
sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu
kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek,
berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral
yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan
terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing
dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak
merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga
apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam
keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua
dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja
sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja
hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam
keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya
akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja
itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun
mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang
memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut
akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu
yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.3. Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja
masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa
solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan
remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan
melalui cara berikut:
Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas
remaja
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara
umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya
menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan
melalui:
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam
penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi
melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan
suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
Memberikan wejangan secara umum dengan
harapan dapat bermanfaat.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah
laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan
kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar,
keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan
remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga
juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai
perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan
dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam
gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama
yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu
bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para
remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang
serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan
mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung
jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan
masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara
khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja.
Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog
sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan
terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi
setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang
memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa
dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan
program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan,
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut
bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri
dan hubungan dengan orang lain.
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima
tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke
arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada
penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja
dilakukan dengan dua pendekatan:
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang
diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan
mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah
merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya
sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si
pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena
itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung
bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati
peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya
semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan
tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten.
Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak
dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah
yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman
yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang
kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai
pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada
umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata
tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan
pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku
pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi
melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus
maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam
mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman
sebaya untuk melakukan point pertama.
Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai
kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan
penyaluran hobi.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan
yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana
remaja harus bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak
mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas
dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin
berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah
kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan
remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap,
serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi
kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat
perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak
nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya
kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya
pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh
budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan
remaja akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama
kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku
remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat
kenakalan-kenakalan remaja tersebut.
Daftar
Pustaka
Eitzen,
Stanlen D. (1986), Social Problems, Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney,
Toronto.
Kaufman,
James M. (1989), Characteristic of Behavior Disorders of Children and Youth,
Merril Publishing Company, Solumbus, London, Toronto.
Mulyono, B.
(1995), Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, Kanisius,
Yogyakarta.
Soerjono,
Soekanto, (1988), Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta.
Willis, S.
(1994), Problema Remaja dan Pemecahannya, Penerbit Angkasa, Bandung.
No comments:
Post a Comment