Thursday, January 31, 2019

Air Terjun Tersembunyi di Desa gunung Perak

Air Terjun Tersembunyi di Desa gunung Perak













Gunung perak adalah salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten sinjai yang masyarakatkan 80 Persen petani sayuran 10 persen petani sawah dan yang 10 persen lainnya adalah pegawai dan pengusaha.

namun tak luput dari hal di atas desa gunung perak mempunyai obyek obyek wisata tersembunyi yang belum di jangkau pemerintah yang sebenarnya apabila di kelolah dengan baik maka potensi wisata alam bisa dilakukan...dan ini bisa menjadi sumber penghasilan desa dan memakmurkan masyarakat

Tuesday, January 29, 2019

Mesin gurinda di jadikan mesin pemotong kayu



nonton Videonya dan jangan lupa SUBSCRIBE





MERAKIT MESIN GURINDA MENJADI MESIN PEMOTONG KAYU ADALAH MOTIVASI MASYARAKAT DALAM MENANGKAP TEKNIK TEKNIK DAN DAPAT MENGOLAHNYA MENJADI NYATA .....

Monday, January 28, 2019

Tutorial cara ampuh memperbaiki balon lampu yg putus

Tutorial cara ampuh memperbaiki balon lampu yg putus dalam 5 menit















JANGAN BUANG LAMPU
PLILIPS RUSAKMU, COBA PERBAIKI DENGAN CARA INI
 Pada kesempatan ini kita akan coba
membahas cara memperbaiki lampu hemat energi / lampu efisiensi. Lampu yang
sudah mati merupakan barang bekas yang tidak bisa dipakai lagi dan kebanyakan
orang langsung membuangnya, sebenarnya lampu tersebut masih bisa diperbaiki.
Berikut ini saya berikan tips memperbaiki lampu efisiensi yang kebanyakan
sering dilakukan oleh dokter lampu. Cara kerja lampu efisiensi atau lampu hemat
energi yaitu arus listrik 220 Volt di ubah menjadi arus dc oleh dioda bridge
selanjutnya difilter oleh kondensator elektrolit. Tegangan tersebut kemudian
diolah secara elektronik oleh rangkaian inverter dari tegangan dc dirubah
menjadi  ac kemudian arus tersebut akan
menyulut tabung CFL (Compact Fluorescent Lamp ). 
 
Lampu hemat energi
Gambar Lampu
Efisiensi
Cara Memperbaiki
Lampu Efisiensi :

Pertama-tama kita
siapkan alat berupa solder,atraktor,tenol,multi tester,obeng kecil. Setelah
alat-alat lengkap maka kita mulai membuka tutup dari rangkaian lampu dengan
cara mencongkel dengan obeng kecil. Setelah tutup tersebut terbuka maka kita
dapat melihat rangkaian elektronika/ballast elektronik.Kemudian pisahkan
rangkaian tersebut dengan lampu tabung tersebut dengan cara melepas 4 kawat
sambungan pada rangkaian. Untuk mengetes filament tersebut kita gunakan multi
tester pada posisi 10X. Apabila jarum bergerak saat pengukuran masing-masing
filament maka dapat kita simpulkan bahwa lampu tabung masih layak digunakan.
Karena lampu tabung masih baik maka kemungkinan besar kerusakan terjadi pada
rangkaian ballast elektronik. Apabila filament lampu tabung yang putus maka
kemungkinan rangkaian ballast elektronik masih baik. Kerusakan pada lampu
biasanya ada 2 kemungkinan yaitu Rangkaian ballat rusak atau lampu tabung yang
putus, maka dapat kita akali dengan cara kanibal. Cara kanibal dapat kita
gunakan apabila kita mempunyai 2 lampu yang rusak dan kerusakannya berbeda
cotohnya kita mempunyai sebuah lampu yang rusak ballast elektronik dan lampu
yang lain rusak pada lampu tabungnya. Kita dapat memanfaatkan ballast
elektronik yang masih bagus dan kita pasang pada tabung lampu yang masih bagus.
Pada komponen
ballast elektronik yang sering rusak adalah transistor. Karena hampir semua
jenis ballast elektronika yang ada hamper sama, maka bisa kita gunakan system
kanibal pada ballast elektronik yang lain. Dengan system kanibal kita dapat
menghemat biaya. Biasanya transistor yang digunakan yaitu seri 13001 untuk daya
<8 watt, seri 13002 untuk daya 8 watt sampai 18 watt, seri 13003 untuk daya
diatas 18 watt.
Tanda kerusakan
tabung lampu :
Pada salah satu atau
kedua ujung filament berwarna hitam,hal ini dikarenakan panas yang berlebih
pada filament yang diakibatkan tegangan lebih ataupun usia pakai. Untuk lebih
baiknya kita gunakan multitester untuk mengecek filament.
Tabung lampu
retak,kemungkinan dikarenakan jatuh ,terbentur,atau karena panas yang berlebih
pada tabung lampu.
Tanda kerusakan pada
ballast elektronik :
Sekring putus,
biasanya putus dapat kita tes menggunakan multi tester pada skala 1X, apabila
jarum bergerak maka sekring baik.
Dioda short, hal ini
jarang terjadi untuk mengetesnya kita menggunakan multi tester pada posisi 10X,
apabila jarum tidak bergerak maka dioda putus. Bila pengetesan posisi dioda
dibolak-balik dan jarum bergerak maka dioda short.
Capasitor, kerusakan
pada umumnya capasitor terlihat menggembung. Cara pengetesan menggunakan multi
tester posisi 10X apabila jarum bergerak kemudian kembali ke-posisi nol berarti
capasitor baik. Apabila jarum bergerak dan tidak kembali maka capasitor
korslet.
Resitor, kerusakan
biasanya ditandai dengan terlihat terbakarnya resistor. Cara pengetesan dengan
multi tester, bila jarum bergerak menunjukkan nilai yang sama dengan nilai
resistor maka resistor baik,apabila jarum tidak bergerak maka resistor putus.
transistor, biasanya
transistor pecah, untuk mengetesnya menggunakan multi tester posisi 10X.
Transistor baik jika jarum bergerak apabila basis pada kabel merah dan colektor
atau emitor pada kabel hitam dan jarum tidak bergerak pada saat dites
menggunakan multi tester antara colektor dan emitor.


Saturday, January 26, 2019

MAKALAH PROSES TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN


MAKALAH

 PROSES TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN
 






Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1
Suci Tirani
Abd. Rahman
Wini Afriani
Fitriani
M.Israq Afriansyah
Rahman




TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 Sinjai 23 Januari 2019


Kelompok 1










DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………..   ii        
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….….…….   iii        
BAB I PENDAHULAN………………………………………………………………………………….…… 1          
Latar Belakang…………………………………………………………………………………………….…..1
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHSAN…………………………………………………………………………………….….. 3          
a.      Tektonisme……………………………………………………………………………………..…..3
b.      Gerak Epirogenesa…………………………………………………………………………..…..3
c.       Gerak Orogenesa…………………………………………………………………………..…….3
d.      Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan…………………………………………………..6
e.      Jenis-jenis Batas Lempeng………………………………………………………………..…..7
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………..…….9           
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………..….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..………… 10          


BAB I
PENDAHULAN
A.       LATAR BELAKANG
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Ada dua Epirogenesa:
Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun.Contoh : Tenggelamnya Pulau-Pulau
Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik. Contoh : Munculnya Pulau-Pulau Baru
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar yaitu sinklinal dan antiklinal.

             B. Rumusan Masalah
1. Membahas pengertian tentang Tektonisme ?
2. Membahas tentang gerak epirogenesa ?
3. Membahas tentang gerak orogenesa ?
4. Membahas tengang dampak tektonisme dalam kehidupan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas. Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme dibedakan menjadi dua.

B.      Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikanatau pengangkatan berulang kali.

C.      Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunuung akibat tabrakan lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra dengan benua.
1.Lipatan (Fault)
 Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang lemah, tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan dibedakan menjadi:
Lipatan tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.
2 . Lipatan Miring (Asymmetric Folds)
Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satu sisinya lebih kuat, sehingga akan menghasilkan kenampakan salah satu sisinya lebih curam.
   3. Lipatan Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi karena arah tenaga horizontal hanya dari satu arah.
4. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.

5. Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)
Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
6. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.
-          .Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung  ke atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
-          Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak) kemudian berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok.
Tipe-tipe dasar patahan:
Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
    b. Reserve Fault

Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.
  c. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal.  Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
-          Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan, sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai berikut:
Retakan yang disebabkan tekanan
Retakan yang disebabkan tarikan

D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan
1.  Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
   2. Dampak Negetif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.

 E.   Jenis-Jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). Batas konvergen dibagi kembali menjadi tiga, yaitu:
1. Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan
menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat,
maka lempeng samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua,
membentuk pegunungan uplift seperti Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan
(collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
Selain 3 jenis batas lempeng di atas, terdapat juga plate boundary zone, dimana interaksi antar lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya, plate boundary zone melibatkan paling tidak 2 lempeng besar dan beberapa microplate yang bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada daerah tersebut terdapat fitur geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate boundary zone adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas antara lempeng Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi, kolisi, dan transform fault.

                                                                          BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yangmenyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan padakulit bumi serta pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yangmempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa danepirogenesa. Gerak orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkanadanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilahperistiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnyaterbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik

DAFTAR PUSTAKA
 Pararas-Carayannis, G., 1997.
Some of the World’s Greatest Disasters, Bombay Press.,
India, 243 h.Sartono, S., Hardjasasmita, S., Zaim, Y., Nababan, U.P., dan Djubiantono, T.,1978. Sedimentasi Daerah Patiayam, Jawa Tengah.
 Berita Pusat Penelitian Arkeologi
, 19, h.1-21.Syarifudin, M.Z., dan Hadian, R., 1977.
 Laporan lapangan pemeriksaanG. Sumbing, Jawa Tengah.
BPPTK DIY, Tidak dipublikasikan.Suwarti, T. dan Wikarno, 1992.
Peta Geologi Lembar Kudus
, skala 1:100.000.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.




Friday, January 25, 2019

makalah VULKANISME dan pengaruhnya terhadap lingkungan


posting bang junetfhoto

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Semua gejala alam sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme.Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya.Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang sangat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, batuan tetap padat.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi.Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma atau erupsi. Erupsi inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Banyaknya tipe erupsi menyebabkan munculnya jenis gunung api yang berbeda-beda.
Seperti yang telah kita ketahui, di Indonesia banyak tersebar gunung apiyang masih aktif. Hal tersebut menyebabkan Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung api. Erupsi pada gunung api menimbulkan dampak pada kehidupan manusia. Dampak tersebut selain dapat merugikanjuga dapat memberikan keuntungan bagi manusia.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1.    Apa yang dimaksud dengan vulkanisme?
2.    Apa pengertian intrusi dan ekstrusi magma?
3.    Bagaimana struktur gunung api?
4.    Apa saja jenis-jenis gunung api?
5.    Bagaimana gejala dan dampak dari letusan gunung api?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian Vulkanisme
2.      Mengetahui pengertian intrusi dan ekstrusi magma.
3.      Mengetahui struktur gunung api.
4.      Mengetahui jenis-jenis gunung api.
5.      Mengetahui gejala dan dampak dari letusan gunung api.





























BAB II
PEMBAHASAN

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian vulkanisme, pengertian intrusi dan ekstrusi magma, jenis-jenis gunung api serta gejala dan dampak dari letusan gunung api. Berikut pembahasan yang penulis paparkan.

A.  Pengertian Vulkanisme
       Vulkanisme berasal dari kata Vulkanus, dewa api bangsa Yunani yang konon tinggal di danau kawah Vulkano di Kepulauan Lipari, lepas pantai Italia. “Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi” (Herlambang, 2014: 37).“Vulkanisme adalah proses alam yang berhubungan dengan kegiatan kegunungapian, mulai dari asal usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya” (Buranda, 2012: 98).“Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang naik ke permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema” (Anonim: 2013).Jadi, dapat disimpulkan bahwa vulkanisme adalah semua peristiwa alam yang diakibatkan oleh adanya aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi baik melalui lubang kepundan maupun melalui celah atau retakan kerak bumi.

B.  Pengertian Intrusi dan Ekstrusi Magma
1.      Intrusi Magma                               
Menurut Poetrafic, intrusi magma adalah menyusupnya magma dari dapur magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) yang berbentuk padat dan keras, akan tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Adapun jenis-jenis intrusi menurut Poetrafic (2010) sebagai berikut.
(Rusdirahman,2014)

1)   Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Dengan kata lain, batolit adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma. Batolit berbentuk seperti lensa cembung yang besar.
2)   Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung.  Permukaan  atas lakolit bentuknya tetap rata. Lakolit biasanya berada di atas sill.
3)   Sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan. Menyusupnya bisa horizontal dan vertikal. Sill biasanya terletak di bawah lapisan lakolit.
4)   Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder. Diatrema dimulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. Bentuk ditrema seperti lubang kepundan, tempat keluarnya magma.
5)   Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih  atau lempeng. Perbedaan antara intrusi korok dengan sill adalah apabila sill batuan beku diantara dua lapisan batuan. Intrusi korok merupakan batuan beku yang terbentuk dari intrusi magma yang berbentuk pipih yang posisinya memotong antar lapisan batuan.
6)   Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil. Apofisa dapat disebut juga sebagai percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering disebut urat-urat magma. Apofisa berbentuk horizontal.
2.      Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi.Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa di lautan.Oleh karena itu, gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.
Erupsi atau letusan gunung api terjadi apabila tenaga gas dari dapur magma mampu mendobrak batuan penyusun kerak bumi. Biasanya setelah letusan akan meninggalkan lubang berbentuk mangkok di tempat keluarnya magma yang disebut kawah (crater).Ukurannya bermacam-macam dan dapat meluas karena tepinya mengalami longsor atau terkikis. Istilah kaldera digunakan untuk depresi yang luas di puncak gunung api, dikelilingi dinding terjal. Terbentuknya kaldera karena letusan hebat yang menghempaskan sebagian tubuh gunung api, dapur magma bagian atas kosong sehingga ambles membentuk depresi yang luas.Berikut adalah ilustrasi Pembentukan Kaldera Maninjau.
(Ermala: 2012)

Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, sebagai berikut.



a.       Ekstrusi linear
(Anonim: 2013)
Ekstrusi linier terjadi tidak melalui lubang kepundan gunung api. Jadi, ekstrusi linier terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi.Letusannya bersifat effusif.Lebih banyak magma yang sampai di permukaan bumi melalui retakan-retakan batuan dibanding melalui pipa kepunden gunung api. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, serta deretan gunung  api di Jawa Tengah dan  Timur.
b.      Ekstrusi areal
(Anonim: 2013)
Ekstrusi areal terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu.Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
c.       Ekstrusi sentral
(Anonim: 2013)
Ekstrusi sentral terjadi karena magma keluar melalui pipa kepundan gunung api. Ekstrusi sentral membentuk gunung-gunung yang terpisah.Tidak seperti erupsi celah yang berlangsung lama, erupsi puncak berlangsung dalam waktu yang pendek.Bila magmanya bersifat asam, kadang-kadang pipa kepundan tersumbat oleh magma yang membeku.  Sumbat tersebut dikenal dengan nama sumbat lava (lava plug), menjadi penghalang keluarnya magma. Sering pula sumbat tersebut terlalu kuat sehingga magma mencari jalan lain, menerobos batuan yang lebih lemah dan terbentuklah kawah baru. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain (Anonim: 2013).
Klasifikasi lainmenurut Buranda (2012: 105) berdasarkan penyebab erupsi sebagai berikut.
a)      Erupsi Magma (Magmatik eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh dobrakan tekanan gas yang berasal dari dapur magma.
b)      Erupsi Hidro (Hidro eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap yang berasal dari pemanasan air di luar magma.
c)      Erupsi Preatik (Preatic Eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap dari air tanah yang mengalami pemanasan magma.
d)     Erupsi Preato-magmatik (Preatomagmatik eruption) adalah gabungan erupsi magma dan erupsi preatik.

C.    Struktur Gunungapi
1)      Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk danau lava di dalam crater.


2)      Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma).Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat panas mengandung gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti tar panas.Sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
3)      Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.Abu gunungapi biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava.Abu yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.
4)      Secondary Cone
Merupakan kerucut yang baru terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama letusan gunung berapi.Jika retakan ini membentuk garis/jalur dari main vent ke permukaan,magma mampu bergerak ke saluran baru dan mencapai permukaan.Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara seperti air mancur.
5)      Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk magma berada.Ukuran magma chamber baik yang berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik.Pembentukan magma chamber primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi.Titik potong dua rekahan akan mempermudah jalannya magma,sedangkan jalur gerus akan memperlambat pergerakannya karena selain sifat bidang rekahan yang rapat,juga adanya milonit.
6)      Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya.Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah.Gas ini mendingin dan mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.
7)      Crater
Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea rah aras dari main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh.

Jenis-jenis Gunung Api
Jenis-jenis gunung api yang ada didunia terdiri dari berbagai macam bentuk. Menurut Buranda (2012: 100).Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada tiga macam sebagai berikut.
1.      Gunung Api Kerucut/Strato
(Anonim: 2013)
Gunung api ini bentuknya seperti kerucut, makin runcing ke puncak. Gunung api kerucut memuntahkan bahan-bahan padat karena magmanya asam, sehingga jatuh ke permukaan bumi akan diendapkan berbentuk kerucut dengan kemiringan sekitar 10-35 derajat. Selain bahan padat materi yang dikeluarkannya, ada lava cair maka bentuknya berlapis-lapis, bergantian bahan padat dan lava. Gunung api ini disebut gunung api strato. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
            Menurut Herlambang (2014:38) Karakteristik gunung api strato:
a)      Strato muda:
1)      Kerucut gunung api mempunyai: lereng curam, bongkah/blok baru, material piroklastik kubah lava, crater (kawah).
2)      Lereng atas gunung api mempunyai: lereng curam, efflata kasar bercampur dengan aliran lava, sumber lahar bagi gunung api aktif, longsoran dan erosi rendah.
3)      Lereng tengah gunung api mempunyai: lereng landai, aliran lahar bercampur dengan aliran lava dan endapan lahar.
4)      Lereng bawah gunung api (kaki) mempunyai: lereng landai, fluvio vulkanik, lapisan dengan blok besar terselang-seling dengan endapan aliran lava dan endapan abu.
5)      Dataran kaki gunung api mempunyai: lereng datar-landai dengan endapan fluvio vulkanik halus.
b)      Strato tua:
Pada stadia tua gunung api strato sangat terkikis/terbuka, kadang-kadang sulit dikenali bentuk asli badan vulkanosnya. Ciri-ciri yang dapat dikenali:
1)      Tingkat pengikisan lanjut sehingga terdapat lembah-lembah yang dalam dan tidak beraturan.
2)      Hasil pelapukan tebal tertimbun di lereng-lereng sebagai kerucut talus, kipas alluvial.
3)      Pola aliran rapat dan tidak seluruhnya radial.
4)      Batuan induk sulit diketahui di permukaan.

2.      Gunung Api Perisai
(Anonim: 2013)
Gunung api ini bentuknya seperti perisai/tameng, tingginya tidak seberapa dibanding diameter alasnya dan lerengnya landai. Dibentuk oleh letusan gunung api yang mengeluarkan lava yang mengalir karena magmanya basa sehingga setelah mencapai permukaan bumi mengalir ke segala arah membentuk lereng landai 2-10 derajat. Contoh gunung api perisai adalah gunung –gunung di kepulauan Hawaii seperti Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea.

3.      Gunung Api Maar (Ranu)
(Anonim: 2013)
Gunung ini berbentuk lubang besar bekas letusan dahsyat pada masa silam. Semula magmanya sangat asam dengan tekanan gas sangat tinggi sehingga letusannya hebat, menghempaskan sebagian besar tubuh gunung api dan menyisakan lubang besar bekas letusan. Contoh gunung api ini adalah gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya yang diberi nama danau Klakah.









4.      Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang. Contohnya Gunung Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan berbagai kenampakan yang menakjubkan di permukaan Bumi.Kenampakan ini disebut kenampakan vulkanik.Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti berikut.
a)      Kenampakan Vulkanik Ekstrusif
Kenampakan vulkanik ekstrusif di antaranya danau kaldera, sumbat lava, dan plato lava. Danau kaldera terjadi akibat letusan sangat dahsyat sehingga menyisakan lubang yang sangat
besar.Lubang ini kemudian terisi air dan membentuk danau.Sumbat lava terjadi jika magma terdorong ke permukaan.Magma yang panas ini akhirnya mencuat ke permukaan dan menjadi dingin.Sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit.Plato lava terjadi jika magma yang keluar dari dalam Bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas.Lava ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan. Lama-kelamaan lava ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato. Selain kenampakan vulkanik ekstrusif, ada beberapa kenampakan oleh kegiatan panas bumi (geothermal) yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu geyser, mata air panas, kolam lumpur, solfatar (embusan gas gunung berapi yang banyak mengandung belerang), dan fumarol (embusan gas gunung berapi berupa uap panas kering/dry steam atau uap panas yang mengandung air/wet steam).


b)      Kenampakan Vulkanik Intrusif
Kenampakan ini terbentuk ketika magma yang menyusup ke dalam batuan membeku sebelum mencapai permukaan Bumi.Kenampakan intrusif kadang kala terlihat di permukaan karena terjadi erosi batuan penutupnya.Contohnya batuan intrusif dapat dilihat di Pantai Parangkusumo, Daerah Istimewa Yogyakarta.Batuan ini menonjol ke permukaan sebagai batuan andesit.Beberapa bentuk vulkanik intrusif adalah batolit, lakolit, dan dike.
Kalangan Vulkanologi Indonesia mengelompokkangunungberapikedalamtigatipeberdasarkancatatansejarahletusan/erupsinya.
a)      GunungapiTipeA :tercatatpernahmengalamierupsi magmatic sekurang-kurangnyasatu kali sesudahtahun 1600.
b)      GunungapiTipeB :sesudahtahun 1600 belumtercatatlagimengadakanerupsi magmatic namunmasihmemperlihatkangejalakegiatanvulkaniksepertikegiatansolfatara dan fumarola.
c)      GunungapiTipeC :sejaraherupsinyatidakdiketahuidalamcatatanmanusia, namunmasihterdapattanda-tandakegiatanmasalampauberupalapangansolfatara/fumarolapadatingkahlemah.

Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan beberapa tipe yaitu sebagai berikut.

1.      Letusan Tipe Hawai
(Anonim: 2012)
Letusan tipe hawai terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah.Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai.

2.      Letusan Tipe Stromboli
(Anonim: 2012)
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunungapi bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

3.      Letusan Tipe Vulkano
(Anonim: 2012)
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava.Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4.      Letusan Tipe Merapi
(Anonim: 2012)
                                                      
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine.Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel.Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya. Contoh: gunung Merapi di Jawa Tengah.

5.      Letusan Tipe Perret atau Plinian
(Anonim: 2012)
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens 18 Mei 1980.
6.      Letusan Tipe Pelee
(Anonim: 2012)
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut akan meletus.Lava yang keluar bersifat kental. Contoh: gunung Pelee di Amerika Tengah.

7.      Letusan Tipe Sint Vincent
(Anonim: 2012)
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902 (Geoenviron: 2012).
Jika terjadi letusan gunung api, ada material yang dikeluarkan. Material tersebut dapat berwujud benda padat, cair, dan gas.Berikut penjelasannya.
Material Padat (Efflata), terdiri atas:
a)      bom (batu-batu besar)
b)      terak (batu-batu yang tidak beraturan)
c)      bahan lapili, berupa kerikil
d)     pasir
e)      debu
f)       batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)      efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
b)      efflata autogen, berasal dari magma itu sendiri atau piroklastik.

Material Cair (effusifa), terdiri atas:
a)      Lava, yaitu magma yang meleleh di luar gunung api.
b)      Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir.
c)      Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.



Material Gas (Ekshalasi) terdiri atas:
a)      solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).                                                      
b)      fumarol, berbentuk uap air (H2O).                                                                   
c)      mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk (Lutfiana: 2013).

E.     Gejala dan Dampak Letusan Gunung Api
Setiap gunung api yang akan meletus pasti akan memperlihatkan gejala-gejalanya, agar manusia berwaspada. Kemudian setelah gunung api tersebut meletus pasti akan memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. Gejala yang muncul dalam letusan gunung api dibagi menjadi dua, yaitu gejala pravulkanik dan pascavulkanik. Berikut penjelasannya.
Gejala Pravulkanik, adalah tanda-tanda gunung api akan meletus. Berikut di antaranya.
a)      Suhu udara disekitar gunung naik secara mendadak.
b)      Sumber air banyak yang mengering.
c)      Sering terjadi getaran-getaran gempa lokal.
d)     Pohon-pohon banyak yang meranggas dan mati.
e)      Binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat lain karena ekologinya terganggu.

Gejala Pascavulkanik, adalah gejala sesudah gunung api meletus. Berikut diantaranya.
a)      Terdapat gas belerang yang dinamakan solfatar. Contohnya di Gunung Welirang.
b)      Terdapat gas yang mengandung uap air yang disebut gas fumarol. Contohnya di Gunung Dieng (Jawa Tengah).
c)      Terdapat gas yang mengandung asam arang yang disebut mofet. Contohnya di Gunung Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
d)     Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air panas yang memiliki kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit.
e)      Terdapat mata air yang mengandung mineral yang disebut makdani. Contohnya di Maribaya (Jawa Barat).
f)       Terdapat geyser. Geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi secara periodik yang terbentuk dari air yang terdapat didalam batuan kemudian terpanaskan oleh gas panas yang berasal dari sirkulasi kepermukaan bumi sehingga terjadilah pemancaran air dengan suhu cukup tinggi. Contohnya di Pelabuhan Ratu (Heryanah: 2011).

       Setelah gunung api meletus, pasti akan menimbulkan dampak pada manusia, baik dampak negatif maupun positif.
Dampak Negatif letusan gunung api sebagai berikut.
a)      Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari sulfur dioksida atau SO2, gas hidrogen sulfida atau H2S, nitrogen dioksida serta beberapa partikel debu yang berpotensi meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
b)      Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
c)      Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
d)     Lahar yang panas juga akan menyebabkan hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e)      Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit, misalnya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
f)       Gunung yang biasanya untuk tempat wisata, sementara ditutup karena terjadinya letusan gunung api. Seperti Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu potensi wisata terbaik.

Dampak positif letusan gunung api sebagai berikut.
a)      Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian, sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
b)      Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c)      Terdapat bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
d)     Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
e)      Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang baik bagi kesehatan kulit.yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik.
f)       Muncul jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah yang disebut makdani.
g)      Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi karena gunung merupakan penangkan hujan terbaik (Wikipedia).











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Vulkanisme merupakan seluruh peristiwa alam yang diakibatkan oleh adanya aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi baik melalui lubang kepundan maupun melalui celah atau retakan kerak bumi.Intrusi magma adalah menyusupnya magma dari dapur magma ke dalam lapisan kulit bumi tetapi tidak mencapai permukaan bumi.Hasil bentukannya berupa batolit, lakolit, sill, diatrema, intrusi korok dan apofisa. Sedangkanekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan bumi dan membentuk gunung api. Adapun jenis-jenis gunung api terdiri dari berbagai macam bentuk dan tipe yang masing-masing diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Ketika gunung api telah meletus pasti mengeluarkan material-material. Material tersebut dapat berwujud padat, cair dan gas. Ketika gunung api akan meletus, akan muncul berbagai gejala. Sehingga masyarakat bisa segera melakukan antisipasi untuk menyelamatkan diri. Letusan gunung api jelas memberikan dampak bagi manusia baik negatif maupun positif. Dampak negatif dapat menimbulkan efek bahaya bagi masyarakat, sedangkan dampak positif dapat memberikan manfaat dan berkah dalam kehidupan manusia.

B.     Saran
Sebelum bencana gunung api terjadi, salah satu cara untuk mendeteksi kapan terjadinya letusan adalah melalui gejala-gejala post vulkanik. Untuk itu masyarakat diharap untuk berwaspada. Dari dampak negatif yang diakibatkan oleh letusan gunung api tersebut, kita harus berhati-hati. Kemudian, dari dampak positif letusan gunung api kita dapat mengambil manfaat darinya.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Vulkanisme. (Online). (http://www.artikelbagus.com/2011/11/ vulkanisme.html#ixzz3KA2XL7m3), diakses 25 Nopember 2014
Anonim. 2012. Dampak letusan gunung api. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Dampak-Letusan-gunung-api/html) diakses 22 Oktober 2014
Anonim. 2013. Pengertian Vulkanisme dan Gunung Api. (Online).(http:// softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-vulkanisme-gunung-api.html) diakses 20 Oktober 2014.
Anonim.2012. Letusan Gunung Api. (Online).(http://geoenviron.blogspot.com /2012/02/letusan-gunung-api.html) diakses 20 Oktober 2014.
Anonim.Dampak Letusan Gunung Api. (Online).(http://id.wikipedia.org/wiki/ Letusan-gunung-api/html), diakses 22 Oktober 2014.
Buranda, J.P. 2012. Geologi Umum. Malang: Universitas Negeri Malang
Ermala. 2012. Pembentukan Kaldera. (Online).(http://ermala.wordpress.com /2012/10/02/danau-maninjau-sumatera-barat/html) diakses 22 Oktober 2014
Herlambang, Sudarno. 2014. Dasar-dasar Geomorfologi. Malang: Universitas Negeri  Malang
Heryanah, R. 2011. Dampak Letusan Gunung Api. (Online).(http://rina-heryanah.blogspot.com/2011/07/letusan-gunung-api-yang-membawa-dampak.html) diakses 22 Oktober 2014
Lutfiana, U. 2013. Material Gunung Api. (Online).(http://unsani-lutfiana.blogspot.com/2013/06/material-yang-dikeluarkan-gunung-berapi.html) diakses 22 Oktober 2014
Poetrafic. 2010. Intrusi Magma. (Online). (http://poetrafic.wordpress.com /2010/08/15/intrusi-magma/html) diakses  20 Oktober 2014
Rusdirahman, R. 2014. Bagian Intrusi Magma. (Online).(http://rifqi -rusdirahman.blogspot.com/2014/02/bagian-bagian-magma-intrusi-magma.html) diakses 22 Oktober 2014


pengobatan lama menikah belum punya anak

doa membuka aura wajah supaya awet muda dan bercahaya

doa membuka aura wajah supaya awet muda dan bercahaya

BISNIS 2018