posting bang junetfhoto
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua
gejala alam sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme.Gerakan
magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga
magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.Magma adalah batuan cair
pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari
berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya.Magma terjadi akibat adanya
tekanan di dalam bumi yang sangat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, batuan
tetap padat.
Magma
bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi.Jika gerakan
magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma yang
bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma atau erupsi.
Erupsi inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Banyaknya
tipe erupsi menyebabkan munculnya jenis gunung api yang berbeda-beda.
Seperti
yang telah kita ketahui, di Indonesia banyak tersebar gunung apiyang masih
aktif. Hal tersebut menyebabkan Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung
api. Erupsi pada gunung api menimbulkan dampak pada kehidupan manusia. Dampak
tersebut selain dapat merugikanjuga dapat memberikan keuntungan bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1.
Apa
yang dimaksud dengan vulkanisme?
2.
Apa
pengertian intrusi dan ekstrusi magma?
3.
Bagaimana
struktur gunung api?
4.
Apa
saja jenis-jenis gunung api?
5.
Bagaimana
gejala dan dampak dari letusan gunung api?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian Vulkanisme
2.
Mengetahui
pengertian intrusi dan ekstrusi magma.
3.
Mengetahui
struktur gunung api.
4.
Mengetahui
jenis-jenis gunung api.
5.
Mengetahui
gejala dan dampak dari letusan gunung api.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian vulkanisme, pengertian
intrusi dan ekstrusi magma, jenis-jenis gunung api serta gejala dan dampak dari
letusan gunung api. Berikut pembahasan yang penulis paparkan.
A. Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme
berasal dari kata Vulkanus, dewa api
bangsa Yunani yang konon tinggal di danau kawah Vulkano di Kepulauan Lipari,
lepas pantai Italia. “Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan
gerakan magma naik ke permukaan bumi” (Herlambang, 2014: 37).“Vulkanisme adalah
proses alam yang berhubungan dengan kegiatan kegunungapian, mulai dari asal
usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi
dalam berbagai bentuk dan kegiatannya” (Buranda, 2012: 98).“Vulkanisme adalah
semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang naik ke permukaan bumi
melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut
terusan kepundan atau diatrema” (Anonim: 2013).Jadi, dapat disimpulkan bahwa vulkanisme adalah semua
peristiwa alam yang diakibatkan oleh adanya aktivitas magma yang naik ke
permukaan bumi baik melalui lubang kepundan maupun melalui celah atau retakan
kerak bumi.
B.
Pengertian
Intrusi dan Ekstrusi Magma
1. Intrusi
Magma
Menurut Poetrafic, intrusi magma adalah menyusupnya
magma dari dapur magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) yang berbentuk
padat dan keras, akan tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Adapun jenis-jenis
intrusi menurut Poetrafic (2010) sebagai berikut.
(Rusdirahman,2014)
1) Batolit
adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat. Dengan kata lain, batolit adalah intrusi
magma yang berada dekat dengan dapur magma. Batolit berbentuk seperti lensa
cembung yang besar.
2) Lakolit
adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung. Permukaan
atas lakolit bentuknya tetap rata. Lakolit biasanya berada di atas sill.
3) Sill
adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan. Menyusupnya
bisa horizontal dan vertikal. Sill
biasanya terletak di bawah lapisan lakolit.
4) Diatrema
adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder. Diatrema dimulai
dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. Bentuk ditrema seperti lubang
kepundan, tempat keluarnya magma.
5) Intrusi korok atau
gang adalah batuan hasil intrusi magma
memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
Perbedaan antara intrusi korok dengan sill adalah apabila sill batuan beku
diantara dua lapisan batuan. Intrusi korok merupakan batuan beku yang terbentuk
dari intrusi magma yang berbentuk pipih yang posisinya memotong antar lapisan
batuan.
6) Apofisa
adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil. Apofisa dapat
disebut juga sebagai percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering disebut
urat-urat magma. Apofisa berbentuk horizontal.
2. Ekstrusi
Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa
penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi.Hal ini terjadi apabila
tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi sehingga menghasilkan
letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya
gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa di
lautan.Oleh karena itu, gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.
Erupsi atau letusan gunung api terjadi
apabila tenaga gas dari dapur magma mampu mendobrak batuan penyusun kerak bumi.
Biasanya setelah letusan akan meninggalkan lubang berbentuk mangkok di tempat
keluarnya magma yang disebut kawah (crater).Ukurannya
bermacam-macam dan dapat meluas karena tepinya mengalami longsor atau terkikis.
Istilah kaldera digunakan untuk depresi yang luas di puncak gunung api, dikelilingi
dinding terjal. Terbentuknya kaldera karena letusan hebat yang menghempaskan
sebagian tubuh gunung api, dapur magma bagian atas kosong sehingga ambles
membentuk depresi yang luas.Berikut adalah ilustrasi
Pembentukan Kaldera Maninjau.
(Ermala: 2012)
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam
tiga macam, sebagai berikut.
a. Ekstrusi
linear
(Anonim: 2013)
Ekstrusi linier terjadi tidak melalui
lubang kepundan gunung api. Jadi, ekstrusi linier terjadi jika magma keluar
lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan
gunung berapi.Letusannya bersifat effusif.Lebih banyak magma yang sampai di
permukaan bumi melalui retakan-retakan batuan dibanding melalui pipa kepunden
gunung api. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, serta deretan gunung
api di Jawa Tengah dan Timur.
b. Ekstrusi
areal
(Anonim: 2013)
Ekstrusi areal terjadi apabila letak
magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa
tempat pada suatu areal tertentu.Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika
Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
c. Ekstrusi
sentral
(Anonim: 2013)
Ekstrusi sentral terjadi karena magma
keluar melalui pipa kepundan gunung api. Ekstrusi sentral membentuk
gunung-gunung yang terpisah.Tidak seperti erupsi celah yang berlangsung lama,
erupsi puncak berlangsung dalam waktu yang pendek.Bila magmanya bersifat asam,
kadang-kadang pipa kepundan tersumbat oleh magma yang membeku. Sumbat tersebut dikenal dengan nama sumbat
lava (lava plug), menjadi penghalang
keluarnya magma. Sering pula sumbat tersebut terlalu kuat sehingga magma
mencari jalan lain, menerobos batuan yang lebih lemah dan terbentuklah kawah
baru. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain (Anonim: 2013).
Klasifikasi lainmenurut Buranda (2012:
105) berdasarkan penyebab
erupsi sebagai berikut.
a) Erupsi Magma (Magmatik eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh dobrakan
tekanan gas yang berasal dari dapur magma.
b) Erupsi Hidro (Hidro eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap
yang berasal dari pemanasan air di luar magma.
c) Erupsi Preatik (Preatic Eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap
dari air tanah yang mengalami pemanasan magma.
d) Erupsi Preato-magmatik (Preatomagmatik eruption) adalah
gabungan erupsi magma dan erupsi preatik.
C.
Struktur Gunungapi
1) Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh
batuan cair dari magma chamber ke permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat
mengalir.Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan
dari bentukan secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas,
dan fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui
crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk
danau lava di dalam crater.
2) Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang
berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent
(magma).Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara cepat
berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain
berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat panas mengandung
gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti
tar panas.Sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium
yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
3) Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan
yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunungapi aktif
terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya
dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan
tangan.Abu gunungapi biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava.Abu yang
mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.
4) Secondary Cone
Merupakan kerucut yang baru terbentuk
pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang.Lapisan batuan and abu
yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang
terjadi selama letusan gunung berapi.Jika retakan ini membentuk garis/jalur
dari main vent ke permukaan,magma mampu bergerak ke saluran baru dan mencapai
permukaan.Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara seperti air mancur.
5) Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan
daerah sebagai tempat induk magma berada.Ukuran magma chamber baik yang
berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh
magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik.Pembentukan magma chamber
primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak
rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi.Titik potong dua
rekahan akan mempermudah jalannya magma,sedangkan jalur gerus akan memperlambat
pergerakannya karena selain sifat bidang rekahan yang rapat,juga adanya
milonit.
6) Fumarole
Fumarole
merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat
keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air berubah
menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya.Ketika
gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah.Gas ini
mendingin dan mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.
7) Crater
Crater
gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi
karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah
dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea rah aras dari main
vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan
menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih
disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara konstan memindahan
runtuhan yang jatuh.
Jenis-jenis Gunung Api
Jenis-jenis
gunung api yang ada didunia terdiri dari berbagai macam bentuk. Menurut Buranda
(2012: 100).Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada tiga
macam sebagai berikut.
1. Gunung
Api Kerucut/Strato
(Anonim: 2013)
Gunung
api ini bentuknya seperti kerucut, makin runcing ke puncak. Gunung api kerucut
memuntahkan bahan-bahan padat karena magmanya asam, sehingga jatuh ke permukaan
bumi akan diendapkan berbentuk kerucut dengan kemiringan sekitar 10-35 derajat.
Selain bahan padat materi yang dikeluarkannya, ada lava cair maka bentuknya
berlapis-lapis, bergantian bahan padat dan lava. Gunung api ini disebut gunung
api strato. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di
Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
Menurut
Herlambang (2014:38) Karakteristik gunung api strato:
a) Strato
muda:
1) Kerucut
gunung api mempunyai: lereng curam, bongkah/blok baru, material piroklastik
kubah lava, crater (kawah).
2) Lereng
atas gunung api mempunyai: lereng curam, efflata kasar bercampur dengan aliran
lava, sumber lahar bagi gunung api aktif, longsoran dan erosi rendah.
3) Lereng
tengah gunung api mempunyai: lereng landai, aliran lahar bercampur dengan
aliran lava dan endapan lahar.
4) Lereng
bawah gunung api (kaki) mempunyai: lereng landai, fluvio vulkanik, lapisan
dengan blok besar terselang-seling dengan endapan aliran lava dan endapan abu.
5) Dataran
kaki gunung api mempunyai: lereng datar-landai dengan endapan fluvio vulkanik
halus.
b) Strato
tua:
Pada stadia tua gunung api strato sangat terkikis/terbuka,
kadang-kadang sulit dikenali bentuk asli badan vulkanosnya. Ciri-ciri yang
dapat dikenali:
1) Tingkat
pengikisan lanjut sehingga terdapat lembah-lembah yang dalam dan tidak
beraturan.
2) Hasil
pelapukan tebal tertimbun di lereng-lereng sebagai kerucut talus, kipas
alluvial.
3) Pola
aliran rapat dan tidak seluruhnya radial.
4) Batuan
induk sulit diketahui di permukaan.
2. Gunung
Api Perisai
(Anonim:
2013)
Gunung
api ini bentuknya seperti perisai/tameng, tingginya tidak seberapa dibanding
diameter alasnya dan lerengnya landai. Dibentuk oleh letusan gunung api yang mengeluarkan
lava yang mengalir karena magmanya basa sehingga setelah mencapai permukaan
bumi mengalir ke segala arah membentuk lereng landai 2-10 derajat. Contoh
gunung api perisai adalah gunung –gunung di kepulauan Hawaii seperti Mauna Loa,
Mauna Kea, Kilauea.
3. Gunung
Api Maar (Ranu)
(Anonim:
2013)
Gunung
ini berbentuk lubang besar bekas letusan dahsyat pada masa silam. Semula
magmanya sangat asam dengan tekanan gas sangat tinggi sehingga letusannya
hebat, menghempaskan sebagian besar tubuh gunung api dan menyisakan lubang
besar bekas letusan. Contoh gunung api ini adalah gunung Lamongan di Jawa Timur
dengan kawahnya yang diberi nama danau Klakah.
4. Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk kerucut
simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa
asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang. Contohnya
Gunung Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan berbagai
kenampakan yang menakjubkan di permukaan Bumi.Kenampakan ini disebut kenampakan
vulkanik.Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti berikut.
a)
Kenampakan Vulkanik Ekstrusif
Kenampakan vulkanik ekstrusif di
antaranya danau kaldera, sumbat lava, dan plato lava. Danau kaldera terjadi
akibat letusan sangat dahsyat sehingga menyisakan lubang yang sangat
besar.Lubang ini kemudian terisi air dan membentuk danau.Sumbat lava terjadi jika magma terdorong ke permukaan.Magma yang panas ini akhirnya mencuat ke permukaan dan menjadi dingin.Sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit.Plato lava terjadi jika magma yang keluar dari dalam Bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas.Lava ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan. Lama-kelamaan lava ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato. Selain kenampakan vulkanik ekstrusif, ada beberapa kenampakan oleh kegiatan panas bumi (geothermal) yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu geyser, mata air panas, kolam lumpur, solfatar (embusan gas gunung berapi yang banyak mengandung belerang), dan fumarol (embusan gas gunung berapi berupa uap panas kering/dry steam atau uap panas yang mengandung air/wet steam).
besar.Lubang ini kemudian terisi air dan membentuk danau.Sumbat lava terjadi jika magma terdorong ke permukaan.Magma yang panas ini akhirnya mencuat ke permukaan dan menjadi dingin.Sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit.Plato lava terjadi jika magma yang keluar dari dalam Bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas.Lava ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan. Lama-kelamaan lava ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato. Selain kenampakan vulkanik ekstrusif, ada beberapa kenampakan oleh kegiatan panas bumi (geothermal) yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu geyser, mata air panas, kolam lumpur, solfatar (embusan gas gunung berapi yang banyak mengandung belerang), dan fumarol (embusan gas gunung berapi berupa uap panas kering/dry steam atau uap panas yang mengandung air/wet steam).
b)
Kenampakan Vulkanik Intrusif
Kenampakan ini terbentuk ketika
magma yang menyusup ke dalam batuan membeku sebelum mencapai permukaan
Bumi.Kenampakan intrusif kadang kala terlihat di permukaan karena terjadi erosi
batuan penutupnya.Contohnya batuan intrusif dapat dilihat di Pantai
Parangkusumo, Daerah Istimewa Yogyakarta.Batuan ini menonjol ke permukaan
sebagai batuan andesit.Beberapa bentuk vulkanik intrusif adalah batolit,
lakolit, dan dike.
Kalangan Vulkanologi Indonesia
mengelompokkangunungberapikedalamtigatipeberdasarkancatatansejarahletusan/erupsinya.
a) GunungapiTipeA :tercatatpernahmengalamierupsi
magmatic sekurang-kurangnyasatu kali sesudahtahun 1600.
b) GunungapiTipeB :sesudahtahun 1600
belumtercatatlagimengadakanerupsi magmatic namunmasihmemperlihatkangejalakegiatanvulkaniksepertikegiatansolfatara dan fumarola.
c) GunungapiTipeC :sejaraherupsinyatidakdiketahuidalamcatatanmanusia,
namunmasihterdapattanda-tandakegiatanmasalampauberupalapangansolfatara/fumarolapadatingkahlemah.
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan
gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung
api dibedakan beberapa tipe yaitu sebagai berikut.
1. Letusan Tipe
Hawai
Letusan tipe hawai terjadi karena lava
yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala
arah.Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau
tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai.
2. Letusan Tipe
Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik,
yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang
hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya
± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material,
bom, lapili, dan abu. Contoh gunungapi bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius
(Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
3. Letusan Tipe
Vulkano
Letusan
tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta
bahan-bahan padat dan cair atau lava.Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan
erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di
Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
4. Letusan Tipe
Merapi
Letusan
tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan
lava.Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar
keluar.Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine.Selain itu, terjadi pula
awan panas (gloedwolk) atau sering
disebut wedhus gembel.Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di
sekitarnya. Contoh: gunung Merapi di Jawa Tengah.
5. Letusan Tipe
Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan
sangat merusak lingkungan.Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini
mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan
atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung
Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens 18 Mei 1980.
6. Letusan Tipe
Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika
terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum,
sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan
kawah tidak kuat, maka gunung tersebut akan meletus.Lava yang keluar bersifat
kental. Contoh: gunung Pelee di Amerika Tengah.
7. Letusan Tipe
Sint Vincent
(Anonim: 2012)
|
Letusan tipe ini
menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan
daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint
Vincent yang meletus pada tahun 1902 (Geoenviron:
2012).
Jika terjadi letusan gunung api, ada
material yang dikeluarkan. Material tersebut dapat berwujud benda padat, cair,
dan gas.Berikut penjelasannya.
Material Padat (Efflata), terdiri
atas:
a)
bom
(batu-batu besar)
b)
terak (batu-batu yang tidak beraturan)
c)
bahan lapili, berupa kerikil
d)
pasir
e)
debu
f)
batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar
ketika terjadi letusan.
b) efflata autogen, berasal dari magma itu sendiri atau piroklastik.
Material Cair (effusifa), terdiri atas:
a)
Lava, yaitu magma yang meleleh di luar gunung api.
b)
Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga
merupakan lumpur panas yang mengalir.
c)
Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur
ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya,
akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6
juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat
turun hujan.
Material Gas (Ekshalasi) terdiri atas:
a) solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b) fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c) mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini
berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih
berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah
sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang
keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk (Lutfiana:
2013).
E.
Gejala
dan Dampak Letusan Gunung Api
Setiap
gunung api yang akan meletus pasti akan memperlihatkan gejala-gejalanya, agar
manusia berwaspada. Kemudian setelah gunung api tersebut meletus pasti akan
memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. Gejala yang muncul dalam letusan
gunung api dibagi menjadi dua, yaitu gejala pravulkanik dan pascavulkanik.
Berikut penjelasannya.
Gejala Pravulkanik,
adalah tanda-tanda
gunung api akan meletus. Berikut di antaranya.
a) Suhu udara disekitar gunung naik secara
mendadak.
b) Sumber air banyak yang mengering.
c) Sering terjadi getaran-getaran gempa
lokal.
d) Pohon-pohon banyak yang meranggas dan
mati.
e) Binatang-binatang liar banyak yang
mengungsi ke tempat lain karena ekologinya terganggu.
Gejala Pascavulkanik, adalah gejala
sesudah gunung api meletus. Berikut diantaranya.
a)
Terdapat gas belerang yang dinamakan solfatar. Contohnya di
Gunung Welirang.
b)
Terdapat gas yang mengandung uap air yang disebut gas
fumarol. Contohnya di Gunung Dieng (Jawa Tengah).
c)
Terdapat gas yang mengandung asam arang yang disebut mofet. Contohnya di Gunung Tangkuban
Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
d)
Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam
lapisan batuan yang masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air
panas yang memiliki kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
kulit.
e)
Terdapat mata air yang mengandung mineral yang disebut makdani. Contohnya di Maribaya (Jawa
Barat).
f)
Terdapat geyser. Geyser adalah air panas yang memancar
dari dalam bumi secara periodik yang terbentuk dari air yang terdapat didalam
batuan kemudian terpanaskan oleh gas panas yang berasal dari sirkulasi
kepermukaan bumi sehingga terjadilah pemancaran air dengan suhu cukup tinggi.
Contohnya di Pelabuhan Ratu (Heryanah: 2011).
Setelah
gunung api meletus, pasti akan menimbulkan dampak pada manusia, baik dampak
negatif maupun positif.
Dampak
Negatif letusan gunung api sebagai berikut.
a)
Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung
bermacam-macam gas mulai dari sulfur dioksida atau SO2, gas hidrogen
sulfida atau H2S, nitrogen dioksida serta beberapa partikel debu
yang berpotensi meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
b)
Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua
aktivitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan
ekonomi.
c)
Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti
lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
d)
Lahar yang panas juga akan menyebabkan hutan di sekitar
gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e)
Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi
menyebabkan sejumlah penyakit, misalnya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
f)
Gunung yang biasanya untuk tempat wisata, sementara ditutup
karena terjadinya letusan gunung api. Seperti Gunung Rinjani dan juga Gunung
Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu potensi
wisata terbaik.
Dampak positif letusan gunung api
sebagai berikut.
a)
Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat
baik bagi pertanian, sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur
dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat
menguntungkan.
b)
Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung
berapi yang telah meletus, yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa
pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c)
Terdapat bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
d)
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu,
akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga
baru.
e)
Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
baik bagi kesehatan kulit.yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau
secara periodik.
f)
Muncul jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat
melimpah yang disebut makdani.
g)
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan
ini potensial terjadi karena gunung merupakan penangkan hujan terbaik (Wikipedia).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Vulkanisme
merupakan seluruh peristiwa alam yang diakibatkan
oleh adanya aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi baik melalui lubang
kepundan maupun melalui celah atau retakan kerak bumi.Intrusi magma adalah menyusupnya magma dari dapur
magma ke dalam lapisan kulit bumi tetapi tidak mencapai permukaan bumi.Hasil
bentukannya berupa batolit, lakolit,
sill, diatrema, intrusi korok dan
apofisa. Sedangkanekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga
keluar ke permukaan bumi dan membentuk gunung api. Adapun jenis-jenis gunung api terdiri dari berbagai
macam bentuk dan tipe yang masing-masing diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Ketika gunung api telah meletus pasti mengeluarkan material-material.
Material tersebut dapat berwujud padat, cair dan gas. Ketika gunung api akan
meletus, akan muncul berbagai gejala. Sehingga masyarakat bisa segera melakukan
antisipasi untuk menyelamatkan diri. Letusan gunung api jelas memberikan dampak
bagi manusia baik negatif maupun positif. Dampak negatif dapat menimbulkan efek
bahaya bagi masyarakat, sedangkan dampak positif dapat memberikan manfaat dan
berkah dalam kehidupan manusia.
B.
Saran
Sebelum bencana gunung api terjadi,
salah satu cara untuk mendeteksi kapan terjadinya letusan adalah melalui
gejala-gejala post vulkanik. Untuk itu masyarakat diharap untuk berwaspada.
Dari dampak negatif yang diakibatkan oleh letusan gunung api tersebut, kita
harus berhati-hati. Kemudian, dari dampak positif letusan gunung api kita dapat
mengambil manfaat darinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Vulkanisme. (Online). (http://www.artikelbagus.com/2011/11/
vulkanisme.html#ixzz3KA2XL7m3), diakses 25 Nopember 2014
Anonim. 2012. Dampak letusan gunung api. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Dampak-Letusan-gunung-api/html)
diakses 22 Oktober 2014
Anonim. 2013. Pengertian Vulkanisme dan Gunung Api.
(Online).(http://
softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-vulkanisme-gunung-api.html)
diakses 20 Oktober 2014.
Anonim.2012. Letusan Gunung Api. (Online).(http://geoenviron.blogspot.com /2012/02/letusan-gunung-api.html)
diakses 20 Oktober 2014.
Anonim.Dampak Letusan Gunung Api. (Online).(http://id.wikipedia.org/wiki/
Letusan-gunung-api/html), diakses 22 Oktober
2014.
Buranda, J.P. 2012. Geologi Umum. Malang: Universitas Negeri
Malang
Ermala. 2012. Pembentukan Kaldera. (Online).(http://ermala.wordpress.com
/2012/10/02/danau-maninjau-sumatera-barat/html) diakses 22 Oktober 2014
Herlambang,
Sudarno. 2014. Dasar-dasar Geomorfologi.
Malang: Universitas Negeri Malang
Heryanah, R. 2011. Dampak Letusan Gunung Api. (Online).(http://rina-heryanah.blogspot.com/2011/07/letusan-gunung-api-yang-membawa-dampak.html) diakses 22 Oktober 2014
Lutfiana,
U. 2013. Material Gunung Api. (Online).(http://unsani-lutfiana.blogspot.com/2013/06/material-yang-dikeluarkan-gunung-berapi.html)
diakses 22 Oktober 2014
Poetrafic. 2010. Intrusi Magma. (Online). (http://poetrafic.wordpress.com
/2010/08/15/intrusi-magma/html) diakses 20 Oktober 2014
Rusdirahman, R. 2014. Bagian Intrusi Magma. (Online).(http://rifqi
-rusdirahman.blogspot.com/2014/02/bagian-bagian-magma-intrusi-magma.html) diakses 22 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment