Wednesday, February 28, 2018

14 Cara agar Disayang Suami Menurut Islam Paling Efektif

class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;">


14 Cara agar Disayang Suami Menurut Islam Paling Efektif

Segala hal yang ada di dunia ini memiliki dua sisi, begitupun dengan rumah tangga yang pastinya ada senangnya dan ada susahnya. Namun susah dan senang tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk saling emosi,membenci terlebih perpisahan. Justru dari susah dan senang yang dirasakan dalam rumah tangga tersebut harus dijadikan pembelajaran untuk saling introspeksi diri dan mempertahankan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rohmah.
Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Kewajiban dalam Rumah Tangga
Kehidupan Rumah Tangga Dalam Islam
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang wanita agar rumah tangganya senantiasa dilimpahi kebahagiaan salah satunya adalah dengan cara menyenangkan suami agar kita selaku istri semakin disayang oleh suami dari hari ke hari. Berikut adalah beberapa tips yang harus bisa diterapkan untuk mendapatkan kasih sayang lebih dari suami. (Baca juga: Ibu Rumah Tangga dalam Islam)

1.       Meluruskn Niat Pernikahan Untuk Ibadah
Hal utama adalah dengan cara meluruskan niat kita sebagai istri, bahwa pernikahan yang kita jalani adalah semata-mata sebagai kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT sehingga hati akan lebih tenang dan senantiasa bahagia tanpa harus menuntut apapun dari suami karena Allah akan senantiasa menjaga keharmonisan keluarga yang lurus niatnya hanya untuk mencapai keridhaan dari-Nya. (Baca juga: Ayat Al-Quran Tentang Cinta )

2.       Mentaati Suami
Suami adalah imam dan pemimpin dalam rumah tangga maka seorang istri wajib mentaatinya. Mentaati suami adalah fondasi dasar rumah tangga yang tak hanya merupakan kewajiban syariah akan tetapi juga dapat membuat suami lebih menyayangi istrinya. Ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan dalam hal yang positif dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, jika suami memerintahkan untuk hal-hal negatif maka sang istri wajib untuk mengingatkan dan menolak perintah tersebut. (Baca juga: Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam)

3.       Memupuk Rasa Syukur Dan Selalu Ceria
Seorang istri yang senantiasa menunjukkan syukur dan keceriaan pada perangainya merupakan ‘rumah’ tempat pulang ternyaman dan termenyenangkan bagi suami. Karena dari syukur dan keceriaan yang terpancar akan mengalirkan energi positif pada suami, anak dan seisi rumah. (Baca juga: Cara Mempercantik Diri Menurut Islam ; Tips Menjadi Istri Salehah )

4.       Melayani Suami Dengan Sepenuh Hati
Jika surga seorang anak berada di telapak kaki sang ibu, maka surga seorang istri terletak pada suaminya. Dengan melayani dan menyenangkan hati suami akan menjadi ladang pahala bagi seorang istri. Melayani di sini mencakup semua hal seperti melayani kebutuhan biologis suami dan psikologisnya misalnya kebutuhan melakukan hubungan suami istri, memasak dan menyiapkan makanan, menyiapkan pakaian dan lainnya. (Baca juga: Siksa Neraka Bagi Wanita)



5.       Menjaga Kehormatan Diri Sebagai Seorang Wanita
Terjaga atau tidaknya kehormatan seorang wanita menjadi hal mendasar yang menentukan pandangan, anggapan, kepedulian dan kasih sayang seorang suami terhadap istri. Jika diketahui sang istri tidak dapat menjaga kehormatan selama gadisnya maka suami akan cenderung kecewa bahkan mungkin tidak terima dengan perzinahan yang dilakukan saat sebelum menikah dengannya. (Baca juga: Siksa Neraka Bagi Pezina)

6.       Menjaga Kesetiaan
Kesetiaan adalah harga mati yang harus dijaga oleh seorang istri terhadap suaminya setelah sah menjadi pasangan suami istri. Islam secara jelas mengatur hal ini, yakni seorang istri boleh berhubungn atau berkomunikasi dengan laki-laki lain kecuali seijin suaminya dan dilakukan dengan tujuan, waktu dan tempat yang tepat misalnya ditemani oleh suami atau keluarga. (Baca juga: Perselingkuhan dalam Rumah Tangga)

7.       Menerapkan Kesabaran
Kesabaran seorang istri dalam melayani dan menghadapi suaminya sangat penting untuk diterapkan dalam mengarungi rumah tangga. Hal ini akan menjadi suatu hal yang sangat diidam-idamkan seorang suami. Yakni memiliki istri yang penyabar.

8.       Memberikan Penghargaan
Suami adalah imam dalam keluarga yang wajib memberikan nafkah secara lahir dan batin. Hal tersebut bukan hal yang mudah untuk dilakukan tentunya, oleh karena itu apresiasi atau penghargaan sangat penting untuk diberikan atas usaha atau pekerjaan sekecil apapun yang telah dilakukan oleh suami untuk menafkahi kita selaku istri baik secara lahir maupun batin.

Penghargaan yang kita tunjukkan kepada suami akan senantiasa membuatnya lebih bersemngat dan merasa jerih payahnya sangat berguna bagi rumah tangga sehingga akan menambah kasih sayangnya terhadap sang istri. (Baca juga: Indahnya Menikah Tanpa Pacaran)

9.       Selalu Terbuka Dan Transparan
Suami adalah cerminan bagi seorang istri begitupun sebaliknya. Oleh karena itu sebagai seorang istri kita diwajibkan untuk selalu terbuka pada suami mengenai hal apapun itu. Selain menghindari dosa, hal ini juga sangat efektif untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa kepercayaan suami terhadap istri. Karena semakin banyak rahasia dalam sebuah rumah tangga maka akan semakin sedikit rasa kepercayaan bahkan mungkin yang ada hanya kecurigaan yang akhirnya  pemicu konflik antara suami dan istri. (Baca juga: Tips Keluarga Bahagia dalam Islam)

10.   Tidak Membanding-Bandingkan Suami Dengan Orang Lain
Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keunikan tersendiri baik dalam hal fisik, psikis maupun sosilnya. Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing dengan kondisi yang berputar seperti roda, terkadang di atas dan terkadang di bawah. Oleh karena itu janganlah sekali-kali membandingkan suami kita dengan orang lain yang mungkin lebih berada atau beruntung dari suami kita. Misalnya soal keadaan fisik, rezeki atau perilaku yang sekiranya dapat merendahkan dan menyakiti hati suami kita.

11.   Selalu Meminta Ijin Suami
Sebagai manusia pastinya kita membutuhkan sedikit ruang kebebasan untuk bertemu teman atau keluarga walaupun sudah berstatus sebagai seorang istri, namun setelah sah menjadi istri maka segala kegiatan kita haruslah atas sepengetahuan dan seijin dari suami karena seorang istri yang keluar tanpa ijin suami akan mendapat dosa yang pedih di akhirat nanti. Selain itu, dengan meminta ijin dari suami akan membuat suami merasa dihargai dan dihormati oleh istri.



12.   Membantu Memberi Solusi Bagi Suami
Walaupun menafkahi adalah kewajiban suami namun tidak ada salahnya jika kita sebagai istri turut membantu meringankan kebutuhan ekonomi rumah tangga dengan cara sama-sama mencari alternatif atau membantu usaha suami.

13.   Memberi Nasihat Dan Kritik
Nasihat dan kritik dibutuhkan oleh setiap manusia, termasuk suami kita karena manusia tidak pernah luput dari kekurangan dan kesalahan yang harus diingatkan oleh orang-orang disekitarnya terlebih oleh istri. Oleh karena itu tidak salahnya kita memberikan nasihat dan kritik untuk kebaikan dari suami kita tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah cara penyampaian dan waktu yang tepat dalam menyampaikan nasihat dan kritik. Jangan sampai nasihat dan kritik yang kita sampaikan justru merendahkan dan menyinggung perasaan suami kita. Sampaikanlah dengan lembut secara perlahan dan dengan memilih kosa kata yang baik supaya lebih mudah diterima dan sampaikanlah pada waktu santai dan saat sedang berdua saja.

14.   Pandai Mengatur Keuangan
Salah satu kriteria istri idaman adalah pandai mengyiasati kebutuhan dan mengatur keuangan. Hal ini sangat penting dilakukan karena kebutuhan rumah tangga tidak sedikit dengan biaya yang juga tidak murah. Maka dari itu skill mengatur keuangan akan sangat membantu melegakan suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Demikian artikel mengenai cara agar disayang suami menurut islam ini. Semoga artikel ini dapat meningkatkan khazanah keilmuan dan keimanan kita semua. Amin















Tuesday, February 27, 2018

Adab-adab Bepergian dalam Agama Islam

Adab-adab Bepergian dalam Agama Islam

Adab Bepergian merupakan sesuatu hal yang terkadang sering terjadi secara mendadak dan juga tidak dapat dihindari oleh manusia. Bepergian yang dilakukan juga ada banyak tujuannya diantaranya untuk pergi bekerja (mencari rizeki), pergi untuk menunaikan ibadah haji, pergi untuk melakukan kegiatan silaturahmi dengan sanak saudara, dan masih banyak lagi alasan untuk pergi yang sering kita lakukan.
Namun tahukan sobat dije, ternyata meskipun terlihat simple di dalam Islam ini ada adab dalam islam untuk adab bepergian. adab dalam islam untuk adab bepergian ini memiliki beberapa point penting yang bisa membuat kegiatan adab bepergian kita menjadi lebih penuh dengan makna serta memiliki pahal yang mulia di sisi Allah SWT. Adab bepergian ini ada apa aja sih? Simak yuk sobat dije.
Bertaubat kepada Allah SWT dari segala kemaksiatan dan meminta ampun kepada-Nya dari segala dosa serta memulai dengan niat baik.
Mengembalikan barang-barang serta amanat yang bukan merupakan dari hak kita kepada orang yang seharusnya memilikinya. Bayarlah hutang dan dan tinggalkan lah pesan yang baik untuk keluarga.
Pergi bersama orang-orang shalih yang bisa menolongnya bila perlu dan bisa menasihati dan mengingatkannya. Tidak dianjurkan bepergian sendirian. Bagi wanita, ia harus menyertakan mahramnya saat akan bepergian.
Jangan melakukan perjalanan kecuali ke tempat yang mubah. Para ulama sepakat tentang haramnya melakukan perjalanan ke tempat yang haram dan maksiat. Meskipun ia tidak melakukannya, tapi dikhawatirkan akan tergoda dan ikut mengerjakannya juga.
Menaati rambu-rambu jalan raya. Hal ini dilakukan selain untuk  menjaga keselamatan juga membiasakan diri taat pada peraturan.
Membawa perbekalan dan peralatan dalam perjalanan secukupnya.
Jika musafir lebih dari tiga orang disunnahkan mengangkat salah satu dari mereka sebagai pemimpin. Rasulullah saw bersabda,

إِذَا خَـرَجَ ثَلاَثَةٌ فَِي سَفَرٍ فَلْيُأَمِّرُوْا أَحـَدَهُمْ

“Apabila tiga orang keluar untuk safar, maka hendaklah mereka mengangkat seorang amir dari mereka,” (HR. Abu Daud).
Disunnahkan berangkat safar di pagi hari. Rasulullah saw bersabda, “Ya Allah, berkahilah bagi ummatku di dalam kediniannya.” (HR Abu Daud).
Berpamitan kepada keluarga, kerabat dan teman-temannya. Jangan di antara keluarga tak ada yang mengetahui kemana kepergian kita. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang akan bepergian hendaklah berkata kepada yang ditinggalkan,


أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ

“Kutitipkan engkau kepada Allah yang tidak sia-sia apa yang dititipkan.” (HR. Ahmad, Hasan).

Orang yang tinggal mendoakan orang yang akan bepergian:

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ
“Semoga Allah membekalimu dengan taqwa, mengampuni dosamu, dan memudahkan segala kebaikan bagimu di manapun berada.” (HR. Turmudzi, Hasan)
Meninggalkan keluarga bekal yang cukup ketika kita melakukan kegiatan bepergian
Dengan sambil membaca doa safar




Apabila kita menggunakan kenderaan (Sepeda Motor, Mobil atau Pesawat Terbang dan lainnya) bacalah ayat ini:

بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ


Tata Caranya & Niat Mandi Wajib

Tata Caranya & Niat Mandi Wajib


Hai Sobat  pada kesempatan kali ini Kami akan membahas Mengenai Tata Cara Mandi Wajib & Niat Mandi Wajib
Tata cara mandi wajib yang Betul selepas bersetubuh, haid, bersalin atau tidak , adalah perkara yang mesti diketahui setiap orang muslim, dan tentu setiap muslim tidak sekedar mencukupkan dirinya dengan perkara yang sifatnya mubah, tapi berusaha beranjak kepada perkara-perkara sunnah/mustahab, yakni mencontoh apa yang biasa dikerjakan oleh rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun perkara sunnah dalam tata cara mandi wajib atau mandi junub/besar yang sah sempurna bisa diambil dari dua hadis yakni hadis aisyah dan hadis maimunah radiyallahu ‘anhuma.
Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya terkadang kita menyepelehakan permasalahan yang satu ini mengenai Mandi wajib atau janabah, atau junub adalah mandi yang dilakukan ketika kita mengalami mimpi basah atau habis bersenggama. Nah, pada saat seperti inilah kita diwajibkan untuk mandi wajib janabah mandi besar. Namun tidak seperti hanya dikala mandi biasa, mandi wajib ini harus diperhatikan niat dan tata caranya, Namanya juga mandi wajib, hukumnya pasti harus dikerjakan sebelum kita melaksanakan pekerjaan lain utamanya kewajiban beribadah seperti sholat.
Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya
Niat mandi besar atau mandi jinabat itu seperti niat niat dalam ibadah yang lain, yaitu di dalam hati, adapun kalimat dan arti Doa Niat Mandi Wajib niatnya adalah sebagai berikut yang di kelompkan dalam tiga bahagian AN :

1. Jika mandi besar disebabkan junub Mimpi basah, keluar mani, senggama maka niat mandi besarnya adalah
    BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artiya: Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala
2. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka niat mandi besarnya adalah

    BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TA’ALAArtinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala

3. Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka niyat mandi besarnya adalah

    BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala

Adapun Tata Cara Mandi Wajib Mandi Junub sebagai berikut:
Dan untuk urutan tata cara mandi wajib yang benar menurut Islam adalah sebagai berikut:

1.  Dimulai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar. Mulailah segala sesuatu hal dengan niat. Bisa bahasa Arab atau bahasa Indonesia saja.
2.  Membersihkan telapak tangan sebanyak 3x lalu bercebok  Membersihkan      kemaluan serta kotoran yang ada disekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.
3.  Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
4.    Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat
5.    Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut
6.    Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri
7.    Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari
8.    Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.
Sudah jelaskan kan Sobat KAI bagaimana tata cara mandi wajib yang benar?
Jadi jangan salah lagi urutannya.

    Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.
Tambahan:
Oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairiy
    Mandi wajib dimulai dengan mengucapkan bismillah, dan berniat untuk menghilangkan hadast besar,
    Membersihkan kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian bercebok.
    Membersihkan kemaluannya, dan kotoran yang ada di sekitarnya.
    Berwudhu seperti halnya orang yang berwudhu hendak shalat, kecuali kedua kakinya. Namun boleh membersikan kedua kakinya ketika berwudhu atau mengakhirkannya sampa selesai mandi.
    Mencelupkan kedua telapak tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambut kepalanya dengan kedua telapak tangannya itu kemudian membersihkan kepalanya dan kedua telinganya tiga kali dengan tiga cidukan
HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki. Bagi perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran.
Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda:
Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka “. HR. Abu Dawud
Seorang Wanita Tidak Harus Melepas Jalinan atau Kepangan Rambutnya
cara mandi wajib“Ya Rasulullah, aku adalah wanita yang SANGAT KUAT kepangan/jalinan rambutku, apakah aku harus melepaskannya saat mandi janabah?” Beliau menjawab: “Tidak perlu, namun cukup bagimu untuk menuangkan air tiga tuangan ke atas kepalamu, kemudian engkau curahkan air ke tubuhmu, maka engkau suci.”  HR. Muslim no. 330

Boleh Mandi Hanya Sekali Setelah Men-jima’i Beberapa Istri
Anas bin Malik radiyallahu anhu berkata: “Adalah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam mengelilingi istri-istrinya (menjima’i mereka secara bergantian -pent.) dengan satu kali mandi.”  HR. Muslim no. 706 dan mandinya disini dilakukan ketika selesai jima yang akhir.
Demikianlah Ulsan Hasbi Htc Mengenai Mandi Wajib, semoga artikel tata cara mandi wajib yang benar cara Mandi bersih diatas adalah cara mandi wajib menurut islam, bisa bermanfaat bagi wanita dan pria yang Ingin lebih tahu mengenai Mandi wajib. Wassalam


Sunday, February 25, 2018

MAKALAH KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Posting : junetfhoto.blogspot.com


MAKALAH
KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
 












DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
AKHMAD RIDHA ARI AL-HAFIDI
ANDI PERMANA AGUNG
ANDRIANI
ARSIL AINUN RAHMAN
EVI ANDANI
MUTMAINNAH

SMA NEGERI 14 SINJAI BARAT TP. 2017/2018
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya. Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran TIK  karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telh diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
                                                                                                                         Sinjai, 21 September  2017


                                                                                                                 Kelompok 1










Daftar Isi

Halaman Judul  ................................................................................................................ i
Kata Pengantar  ..............................................................................................................  ii
Daftar Isi .........................................................................................................................  iii
Bab I Pendahuluan
a.      Latar Belakang  ......................................................................................................1
b.      Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
Bab II Kerangka Teoritis
a.      Munculnya Agama Hindu di Indonesia  ................................................................ 2
b.      Muncul dan berkembangnya agama budha.......................................................... 3
Bab III Pembahasan
1.     Kerajaan Kutai .............................................................................................................7
2.    Kerajaan Tarumanegara...............................................................................................7
3.     Kerajaan Mataram Kuno .............................................................................................8
4.    Kerajaan Kediri ............................................................................................................10
5.     Kerajaan Singasari ..................................................................................................... 11
6.      Kerajaan Majapahit ....................................................................................................12
Bab III Penutup
a.      Kesimpulan ............................................................................................................. 15
b.      Saran ........................................................................................................................15
Daftar Pustaka  ....................................................................................................................16



 BAB I
Pendahuluan

a.     Latar Belakang
          Perlu diketahui sejarah dari agama-agama yang ada di Indonesia. Untuk itu saya membuat makalah ini, agar kita lebih jelas dalam memahami sejarah adanya Agama Hindu-Budha.

b.    Perumusan Masalah
1.    Bagaimana awal mula munculnya Agama Hindu di Indonesia?
2.    Bagaimana Proses perkembangan Agama tersebut di Indonesia?














BAB  II
 Kerangka Teoritis

A.      Munculnya agama Hindu di Indonesia
Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
Wisnu sebagai dewa pemelihara alam
Siwa sebagai dewa perusak
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti. Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Mereka mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
·         Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta. Keberadaan kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya peranan yang sangat besar bagi berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti menegnai seluk beluk agama Hindu, serta menjadi penasehat raja.
·         Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat pemerintah. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, memberikan persembahan, dsb.
·         Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta ini adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan masyarakat biasa kasta ini cukup memiliki peran penting.
·         Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para pekerja kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi keberadaannya kurang diperhatikan.
·         Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.
Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu.
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Pariaseperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.

B.      Muncul dan berkembangnya Agama Budha
Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM. Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta (semua harapan dikabulkan). Agama Budha muncul disebabkan karena :
Sidharta memandang bahwa adanya sistem kasta dalam agama Hindu dapat memecah belah masyarakat, bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran. Padahal setiap manusia itu sama kedudukannya.
Itulah fenomena yang ada di lingkungannya sementara itu satu hal yang membuat Sidharta akhirnya berusaha untuk menentang adat dan tradisi yang ada adalah karena beliau melihat adanya kenyataan hidup bahwa manusia akan tua, sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya bahwa bagi Sidharta kehidupan adalah suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus dapat menghindarkan diri dari penderitaan (samsara), dan demi mencari cara atau jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan guna mencapai kesempurnaan maka beliau meninggalkan istana dengan segala kemewahannya melakukan meditasi tepatnya di bawah pohon Bodhi di daerah Bodh Gaya. Dalam meditasinya tersebut akhirnya Sidharta memperoleh penerangan agung dan saat itulah terlahir/ tercipta agama Budha. Agama Budha lahir sebagai upaya pengolahan pemikiran dan pengolahan  diri Sidharta sehingga menemukan cara yang terbaik bagi manusia agar dapat terbebas dari penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai kesempuirnaan (nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk merasakan penderitaan yang sama.
Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai oleh setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana berbeda dengan ajaran Hindu dimana hanya pendeta yang dapat membuat orang mencapai kesempurnaan. Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi. Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitakaartinya keranjang). Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian Sidharta terjadi pada tanggal yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei. Sehingga ketiga peristiwa tersebut dirayakan umat Budha sebagai Triwaisak.
Dalam agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya. Sehingga dalam Budha laki-laki ataupun perempuan, miskin atupun kaya sama saja semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Terdapat beberapa teori mengenai siapakah yang membawa masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori-teori tersebut antara lain:
1.      Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
2.      Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom)
3.      Teori Ksatria (dikemukakan oleh FDK Bosch)
4.      Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C. Van Leur)
5.      Teori Arus Balik (dikemukakan oleh M.Yamin)
Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia adalah sebagai berikut.
-          Agama Budha
Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung dengan adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama Budha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam agama Budha tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta Budha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan lautan. Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat disebut Jalur Sutra, sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran agama Budha sampai ke Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai ke Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya serta mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat kaum Budha. Bagi mereka yang telah mengetahui ajaran dari pendeta India tersebut pasti ingin melihat tanah tempat asal agama tersebut secara langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India dan sekembalinya ke Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya disampaikan pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah disebarkan tetapi  telah mengalami proses penggolahan dan penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Budha yang berkembang di Indonesia berbeda dengan di India.
-          Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan melalui jalur perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akan menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik dengan ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan menyebarkannya. Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah seseorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu maka untuk menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia harus di-Hindu-kan melalui upacara Vratyastoma dengan pertimbangan kedudukan sosial/ derajat yang bersangkutan (memberi kasta). Hubungan India-Indonesia berlanjut dengan adanya upaya para kepala suku/ raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/ utusan khusus ke India guna belajar budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke tanah air mereka kemudian menyebarkan kebudayaan India yang sudah tinggi. Bahkan tak jarang mereka mendatangkan para Brahmana India untuk melakukan upacara bagi para penguasa di Indonesia, seperti upacara Abhiseka, merupakan upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di suatu wilayah rajanya beragama Hindu maka akan memperkuat proses penyebaran agama Hindu bagi rakyat di daerah tersebut. Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.






















BAB III
Pembahasan
1.      Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di Muara Kaman tepatnya pada hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Keberadaan kerajaan ini ditandai dengan adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa. Dengan palawa sebagai hurufnya,dan sansekerta sebagai bahasanya. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah Raja Kudungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya, Raja Aswawarman. Dan setelah Raja Aswawarman wafat, kerajaan diambil alih oleh putra Raja Aswawarman, yaitu Raja Mulawarman.
Pada sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah menyumbangkan 20.00 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini menceritakan betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, oleh karena itu, dari sekian banyak raja yang memimpin kerajaan Kutai, Raja Mulawarman lah yang paling terkenal.
Keruntuhan kerajaan Kutai Martadipura disebabkan oleh tewasnya raja terakhir Kutai Martadipura yang kalah memperebutan kekuasaan dari kerajaan Kutai Kartanegara di bawah pimpinan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Awalnya Kutai Kartanegara merupakan bagian dari kerajaan Kutai Martadipura, namun karena perbedaan kepercayaan, di mana Kutai Kartanegara menganut kepercayaan agama islam, akhirnya perebutan kekuasaan pun terjadi dan berakhir dengan Kutai Kartanegara sebagai pemenang.
2.      Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan dengan nama asli Tarumanagara ini terletak di daerah Bekasi, Jawa Barat bagian utara. Raja yang paling terkenal adalah raja yang ke-3, yaitu Raja Purnawarman. Keberadaan kerajaan hindu dengan aliran hindu wisnu ini diketahui dengan ditemukannya beberapa prasasti yang menceritakan tentang keberhasilan-keberhasilan kerajaan. Prasasti-prasasti tersebut antara lain:
Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di kebon kopi milik Jonathan Reck
Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Bekasi, menceritakan tentang penggalian Sungai Gomati oleh kerajaan Tarumanagara
Prasasti Cidanghiang, ditemukan di daerah Pandeglang
Prasasti Ciaruteun, ditemukan di aliran Sungai Ciampea, menggambarkan betapa perkasanya seorang raja Purnawarman dengan telapak kaki besarnya yang terukir di prasasti tersebut
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di daerah Ciampea
Prasasti Jambu, ditemukan di daerah Nanggung, Bogor
Prasasti Pasir Awi, ditemukan di daerah Cieteureun

             Selain ditemukannya peninggalan-peninggalan berupa prasasti, ternyata ditemukan pula peninggalan berupa candi yang dikenal dengan sebutan Candi Jiwa, letaknya di daerah Karawang.
Selain peninggalan sejarah berupa prasasti dan candi, terdapat pula sumber-sumber sejarah lain mengenai kerajaan ini seperti:

Fa hien, pada kitab Fa Kao Chi dari China
Dinasti Sui, tahun 528 dan 535 Masehi
Dinasti Tang, tahun 666 dan 669 Masehi
Naskah wangsakerta yang menceritakan tentang pendirian kerajaan Tarumanegara

           Akhir dari kerajaan ini disebabkan oleh keinginan Tarusbawa untuk membawa kerajaan Tarumanagara kembali ke kerajaan Sunda, namun salah satu saudara Tarusbawa yang bernama Galuh tidak setuju jika kerajaan Taruma kembali ke kerajaan Sunda, akhirnya Galuh pergi dari kerajaan Taruma, dan kembali datang untuk merebutnya kekuasaan kerajaan Sunda yang awalnya adalah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, akhirnya kerajaan itu pun diubah menjadi Kerajaan Sunda Galuh.

3.      Mataram Kuno
Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini  disebabkan oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencana alam letusan Gunung Merapi, dan karena adanya peperangan dalam perebutan kekuasaan. Awalnya, pada abad ke-8 kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah, kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok.
Agama di kerajaan ini pun terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada Dinasti Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya. Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak digantikan oleh  Rakai Garung (Samaratungga). Di tengah-tengah pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah keinginan Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya. Persaingan antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan Dinasti Syailendra yang dipimpin Raja Samaratungga, membuat cita-cita Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal di Pulau Jawa terhalang. Terjadi pertikaian antar kedua dinasti. Akhirnya pada abad ke-9 terjadi penggabungan kedua dinasti melalui pernikahan politik antara Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai Pikatan dengan Pramodawardhani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru membuat pertikaian antara Dinasti Sanjaya dengan Dinasti Syailendra semakin sengit. Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai kerajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya, Balaputradewa melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri atas lima patih ini di antaranya adalah:
Ratu, Datu, Sri Maharaja
Rakryan Mahamantri I Hino
Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan
Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang
Rakryan Kanuruhan
Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian dilanjutkan oleh Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha Dambhu sebagai Raja Mataram Kuno yang sngat terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpecahan. Di masa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki. Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya. Rakryan I Halu,dan Rakryan I Sirikan. Selain struktur pemerintahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram Kuno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan pindah ke Jawa Timur. Mpu Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung menjabat Rakryan i Hino,melakukan kudeta karena merasa bahwa ia adalah keturunan asli Dinasti Sanjaya, kemudian Mpu Daksa digantikan oleh menantunya, Sri Maharaja Tulodhong.
Kerajaan Mataram Kuno berakhir dengan sebuah peristiwa yang disebut Peristiwa Mahapralaya. Saat itu, Raja Teguh Dharmawangsa sedang menikahkan putrinya, dengan Raden Wijaya. Di tengah-tengah pesta, datang pasukan kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan kecil sekutunya, Kerajaan Wurawari. Raja Teguh Dharmawangsa tewas, sedangkan putrinya yang sedang menikah lolos dan berhasil melarikan diri ke Madura bersama suaminya, Raden Wijaya.
4.      Kerajaan Kediri
Berdirinya Kerajaan Kediri berawal ketika Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan kecil Wurawari berhasil meruntuhkan kerajaan Mataram Kuno lewat Peristiwa Mahapralaya. Kekuasaan Kerajaaan Mataram Kuno diambil alih, dan nama Mataram diubah menjadi Kediri. Kerajaan Kediri merupakan kerajaan turunan Ajiwuwari. Raja pertamanya adalah Raja Sri Jayawarsha. Kemudian dilanjutkan oleh Raja Bameswara. Dalam kitab Kakawin Smaradahana, karangan Mpu Dharmaja,  diceritakan bahwa Raja Bameswara adalah keturunan pendiri Dinasti Isyana. Kemudian Raja Bameswara digantikan oleh mertuanya, Jayabhaya. Pada masa pemerintahan Jayabhaya, terjadi perang saudara ini diabadikan dalam bentuk Kakawin Bharatayuddha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Punuluh. Jayabhaya berhasil memenangkan perang saudara tersebut sehingga wilayah Kediri berhasil disatukan lagi dengan wilayah Jenggala. Peristiwa kemenangan ini diabadikan dalam Prasasti Ngantang. Kemudian Raja Jayabhaya digantikan oleh Raja Sarweswara dari Aryyeswara. Kemudian digantikan lagi oleh Raja Gandra. Pada masa pemerintahannya, Gandra menyempurnakan struktur pemerintahan yang diwariskan Kerajaan Mataram Kuno. Setelah Raja Gandra, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Kameshwara. Pemerintahan Kameshwara ditandai dengan pesatnya hasil karya sastra Jawa. Pada masa pemerintahannya, cerita-cerita panji atau kepehlawanan banyak dihasilkan. Raja kerajaan Kediri berikutnya adalah Kertajaya atau Srengga. Pada masa pemerintahannya, Kediri mulai mengalami masalah dan ketidakstabilan. Hal ini karena Kertajaya berusaha membatasi dan mengurangi hak istimewa para kaum Brahmana, kemudian di daerah Tumapel (sekarang Malang) muncul kekuatan baru di bawah pimpinan Ken Arok. Perlahan-lahan, terjadi arus pelarian para Brahmana dari wilayah Kediri menuju Tumampel. Kertajaya menyikapi arus pelarian ini dengan mengerahkan tentara Kerajaan Kediri untuk menyerbu Tumapel. Perang antara pasukan Kertajaya dan Ken Arok terjadi di Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan kekuasaan pasukan Kertajaya. Atas kekalahan ini, Kerajaan Kediri memang seolah-olah telah runtuh, namun ternyata, secara perlahan kerajaan Kediri masih berdiri dibawah pimpinan Raja Jayakatwang, meskipun keberadaan mereka di bawah kekuasaan Kerajaan Singasari.
5.      Kerajaan Singasari
Berdirinya Kerajaan Singasari, saling berkaitan erat dengan Kerajaan Kediri dan Majapahit. Ketika Ken Arok menjabat sebagai prajurit di Tumapel, di Kerajaan Kediri sedang berlangsung perselisihan antara Raja Kertajaya dengan para Brahmana. Para Brahmana tersebut melarikan diri ke Tumapel karena merasa lebih nyaman berada di Tumapel, akhirnya terjadilah pertempuran antara Kerajaan Kediri dengan paukan akuwu Tumapel. Dalam pertempuran di Ganter, Kerajaan Kediri mengalami kekalahan dan Raja Kertajaya meninggal. Kemudian, Ken Arok menyatukan sebagian wilayah Kerajaan Kediri dengan Tumapel, dan mendirikan Kerajaan Singasari, dengan Tunggul Ametung sebagai rajanya. Ken Arok bergelar Sri Rangga Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindrawangsa di Jawa Timur. Istri pertamanya bernama Ken Umang, Ken Arok mempunyai empat orang anak, yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Awalnya, Ken Arok hanyalah seorang anak desa yang dilahirkan oleh seorang Ibu bernama Ken Nduk. Ia dididik oleh para penjahat di lingkungan sekitarnya hingga dewasa, sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi seorang penjahat yang suka mabuk, mencuri, dan membunuh. Pada perjalan hidupnya, ia bekerja sebagai seorang prajurit di daerah Tumapel, dan tertarik pada Ken Dedes, istri komandan Tunggul Ametung. Timbul keinginan Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes. Singkat cerita, Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dibuat Mpu Gandring, kemudian ia pun segera memperistri Ken Dedes. Setelah sekian lama, Ken Dedes akhirnya menceritakan peristiwa pebunuhan suaminya tersebut kepada anaknya dari Tunggu Ametung, Anusapati. Anusapati marah, dan berniat balas dendam, akhirnya Anusapati berhasil membunuh Ken Arok dengan keris buatan Mpu Gandring yang telah digunakan Ken Arok untuk membunuh ayah kandungnya. Panji Tohjaya, anak kandung Ken Arok dengan Ken Umang mengetahui peristiwa pembunuhan ayahnya yang dilakukan Tohjaya. Akhirnya dengan keris yang sama, Tohjaya berhasil membunuh Anusapati. Ranggawuni, yang merupakan saudara dari Anusapati, mengetahui pembunuhan yang dilakukan Tohjaya, akhirnya dengan keris yang sama, Ranggawuni membunuh Tohjaya.Setelah kejadian bunuh membunuh berantai ini, akhirnya naik tahta lah Raja Kertanegara sebagai raja yang terkenal dan terbesar dari kerajaan Singasari. Ia mempunyai semangat Ekspansionis. Kertanegara bercita-cita memperluas Kerajaan Singasari hingga keluar Pulau Jawa yang disebut dengan istilah Cakrawala Mandala. Pada tahun 1275, ia mengirim pasukan ke Sumatra untuk menguasai Kerajaan Melayu yang disebut sebagai Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi tersebut, Kerajaan Melayu berhasil di taklukan. Peristiwa ini diabadikan pada alas patung Amoghapasha di Padangroco (Sungai Langsat).
Seorang utusan Cina bernama Meng K’i pulang ke Cina, dan menceritakan pada kaisar Kubilai Khan bahwa Kerajaan Melayu yang awalnya menjadi incarannya telah dikuasai dan ditaklukan oleh Kerajaan Singasari. Kaisar Kubilai Khan begitu marah, ia segera mengirim pasukan untuk menyerang Kerajaan Singasari. Mendengar wilayah kekuasaannya di bagian Sumatra akan diserang, pasukan-pasukan Kerajaan Singasari segera dikirim ke Sumatra untuk menghadapi serangan pasukan Cina. Sementara itu, Raja Jayakatwang dari Kerajaan Kediri (kerajaan yang pernah dikalahkan Kerajaan Singasari) melihat kesempatan baik untuk merebut kembali kekuasaan selagi pasukan-pasukan Kerajaan Singasari dikirim ke Sumatra. Pada tahun 1292, Raja Jayakatwang dengan pasukan Kerajaan Kediri langsung menyerang Ibu kota Kerajaan Singasari.
Menurut cerita, pada saat serangan musuh datang, Raja Kertanegara beserta para pejabat dan pendeta sedang melakukan upacara Tantrayana, sehingga dapat dengan mudah mereka semua dibunuh oleh musuh. Kerajaan Singasari akhirnya berhasil direbut kembali oleh Jayakatwang, Raja dari Kerajaan Kediri.

6.      Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan hindu terakhir dan terbesar di Indonesia. Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya, menantu dari Raja Teguh Dharmawangsa (Kerajaan Mataram Kuno) yang sempat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa Mahapralaya.
Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil bernama Desa Tarik.Desa itu merupakan pemberian dari Raja Jayakatwang dari Kediri atas kembalinya menantu Raja Teguh Dharmawangsa (Raden Wijaya) dari Kerajaan Mataram Kuno yang telah lama dikuasai Kerajaan Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas kesalahan generasi atasnya.
Singkat cerita, pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal dengan 20.000 orang prajurit tiba di Tuban, Jawa Timur dengan tujuan untuk menyerang Raja Kertanegara yang telah merebut Kerajaan Melayu dan menyatakan tidak mau tunduk pada Kaisar Kubilai Khan. Mereka tidak tau bahwa Raja Kertanegara beserta Kerajaan Singasari itu telah meninggal dan hancur dikalahkan oleh Raja Jayakatwang dari Kediri.
Mengetahui rencana penyerangan dari Cina ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali Kerajaan Singasari. Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan menyerang Raja Jayakatwang di Kediri. Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan, sehingga Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan. Kemenangan itu membuat pasukan Cina bergembira dan berpesta pora. Mereka tidak menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan Majapahit balik menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah, dan mereka segera kembali ketanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majaphit mulai berkuasa. Pada tahun 1295, berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga lawe dan disusul oleh Saro serta Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi Simping (Sumberjati) dan Candi Artahpura. 
Setelah Raden Wijaya wafat, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara menggantikannya sebagai Raja Majapahit. Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi sisa pemberontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain pembrontakan Kuti dan Sumi, Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal (Bhayangkari) yang dipimpin oleh Gajah Mada ia kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja Jayanegara wafat tahun1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota dharmaoutra yang bernama Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh adik perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi Jayawishnuwardhani. Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan gelar Kertawerdhana.
Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pemberontakan di masa pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah di hadapan Raja dan para pembesar kerajaan bahwa ia tidak akan amukti palapa (memakan buah palapa), sebelum ia dapat menundukan seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit. Pada tahun 1334, lahirlah putra mahkota Kerajaan Majapahit yang diberi nama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350, Ratu Tribuanatunggadewi mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun. Ia wafat pada tahun 1372. Pada tahun 1350, Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri Rajasanagara dan Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit menguasai wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada Majapahit, namun ada satu kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai kerajaan Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada berusaha untuk menaklukan kerajaan tersebut, namun ketika itu Raja Hayam Wuruk terlanjur jatuh cinta pada putri dari Kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka. Raja Hayam Wuruk bermaksud untuk menikahi Dyah Pitaloka. Ia mengundang keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh datang ke Kerajaan Majapahit untuk menikah dengan Dyah Pitaloka. Ketika keluarga besar dari kerajaan Sunda Galuh tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi kesalahpahaman. Patih Gajah Mada mengira bahwa keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh ingin menyerang Kerajaan Majapahit, akhirnya Patih Gajah Mada segera mengeluarkan pasukan dan membunuh semua anggota keluarga Kerajaan Sunda Galuh. Hanya Dyah Pitaloka yang tidak dibunuh. Melihat seluruh keluarganya tewas, Dyah Pitaloka pun akhirnya melakukan belapati (bunuh diri) pada dirinya sendiri. Raja Hayam wuruk yang mengetahui peristiwa kesalah pahaman tersebut menjadi marah, terlebih ketika melihat calon istrinya mati karena bunuh diri atas kesalah pahaman patihnya. Akhirnya, Raja Hayam Wuruk pun sakit, dan meninggal karena sakit hati. Sejak kematian Raja Hayam Wuruk, maka Kerajaan Majapahit mencapai masa kemunduran, perlahan-lahan kekuasaan Majapahit pun runtuh. Pada salah satu versi cerita, dikisahkan Sang Patih, Gajah Mada pergi ke sebuah gunung untuk berdiam diri dan menjadi pertapa karena merasa bersalah pada rajanya.



















BAB IV
Penutup
A.      Kesimpulan

Agama hindu-budha datang ke Indonesia melalui para pedagang yang hendak pergi ke China. Para pedagang tersebut singgah cukup lama di Indonesia untuk menunggu angin ke arah utara
Selama mereka singgah di Indonesia mereka mengajarka agama Hindu
Lama kelamaan munculah berbagai kerajaan Hindu di Indonesia, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanagara, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit.
Kerajaan Kutai, adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang letaknya di Kalimantan Timur dengan Raja Kudungga sebagai pendirinya, dan Raja Mulawarman sebagai Raja yang paling terkenalnya. Peninggalannya berupa Prasasti Yupa
Kerajaan Tarumanegara, adalah kerajaan hindu yang terletak di Bekasi dengan Raja Purnawarman sebagai rajanya yang paling terkenal. Prasasti yang paling terkenalnya adalah Prasasti Ciaruteun dengan terukirnya telapak kaki Raja Purnawarman yang begitu besar
Kerajaan Mataram Kuno, adalah kerajaan yang letaknya di Jawa Tengah dan sempat dipindahkan ke Jawa Timur, alasan perpindahannya telah dijelaskan pada Teori Van Bamellen. Pernah terjadi pertikaian antara Dinasti Sanjaya (Samaratungga) dengan Dinasti Syailendra (Pramodhawardani) yang akhirnya membuat Pramodhawardani melarikan diri ke Sumatra. Terdapat peristiwa bersejarah yang disebut Peristiwa Mahapralaya di mana Kerajaan ini hancur diserang Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Wurawari ketika sedang diadakan pesta pernikahan
Dengan berakhirnya kekuasaan Majapahit, maka berakhir pula kekuasaan kerajaan hindu di Indonesia. Maka mulai bermunculanlah Kerajaan Islam
B.      Saran
Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.



Daftar Pustaka

mustaqimzone.wordpress.com/2011/07/20/perkembangan-kerajaan-hindu-budha-di-indonesia/


www.junetfhoto.blogspot.com/kerajaan hindu budha




pengobatan lama menikah belum punya anak

doa membuka aura wajah supaya awet muda dan bercahaya

doa membuka aura wajah supaya awet muda dan bercahaya

BISNIS 2018