MAKALAH MINYAK BUMI
DI SUSUN OLEH:
DICKY WAHYUDI
KELAS X1
SMA NEGERI 14 SINJAI TA.2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “MINYAK BUMI”. Penulisan makalah
ini disusun untuk menambah wawasan
penulis mengenai macam –macam Minyak bumi dan jenisnya
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk
perkembangan pendidikan khususnya di bidang pendidikan Nasional
Sinjai 19
Februari 2018
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ………….ii
DAFTAR ISI................................................................................................. ..................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
belakang ..................................................................................................
1
B.Tujuan
Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Minyak Bumi…………………………………………………………………
2
B. Proses pembentukan minyak bumi.............................................. ……………3
C. Komposisi Minyak bumi............................................................. ……………5
D. Pengolahan Minyak Bumi............................................................ ……………6
E. Dampak Penggunaan Minyak bumi
beserta solusinya……………………….. 7
F. Manfaat dari pengolahan Minyak
Bumi……….......................... ……………8
G. Rangkuman Polusi Udara Akibat
Pembakaran Bahan Bakar Fosil……………………………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................. ……………..13
3.2 Saran ........................................................................................... ……………..13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... .............................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber
energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri
berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan
hewan yang mati.
Sisa-sisa
organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut
lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan
sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Bahan-bahan atau produk yang
dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan
ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat
sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai
jenis obat.
Minyak
bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Sifat dan karakteristik dasar
minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu
sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan
tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat
minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat
diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita
sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai
hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan
sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor,
dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh
karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil
ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
B. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Dapat mengetahui proses pembentukan minyak
bumi.
b. Dapat mengetahui komposisi minyak bumi.
c. Dapat mengetahui pengolahan dari minyak
bumi.
d. Dapat mengetahui dampak dari minyak bumi.
e. Dapat mengetahui manfaat dari hasil
pengolahan minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Minyak Bumi
Minyak
Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang
paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang),
sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena.
Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui
dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana,
juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus
atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen
dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom
karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih
sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.
Alkana
dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling
menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16
atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon
lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal
mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai
4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di
musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin,
karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim
dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa
negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan
masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana,
juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon
aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih
cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan
berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini
jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat
karsinogenik.
Semua
jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional
di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet,
kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana
(isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia
C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2
C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah
dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan
dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor
yang cocok.
Pembakaran
yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen
yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan
yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin
biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
B. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Membahas
identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi
spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan yang saya lakukan lebih
banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek geologi. Pemahaman tentang
proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang
terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya
adalah :
a. Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur
(Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana
lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan
Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme
laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan
dalam perut bumi.”
b. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot
(1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari
sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai
kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The
Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama,
karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir
oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada
arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk
hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran
kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali
ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya
menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil
sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya,
bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil
jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada
mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi
oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan
diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu.
Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak,
gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri,
invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat
ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Apabila
makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan
kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa
karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal
bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio
ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang
kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga
menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah
laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang
terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio
kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak
sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang
dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan
tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan
lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami
proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami proses diagenesis,
dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan
terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di
bawah 50°C.
Pada
kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai
kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi.
Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan
kedalaman 30 – 40 m akan menaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600
m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 – 150 °C, proses
geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang
terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
Komponen-komponen
minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik
yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila
kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika
kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik
dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah
proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan
bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan
(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak
rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan
berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila
dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang
terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil
senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda
analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi
minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan
hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
CaCO3
+ Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
C. Komposisi Minyak Bumi
Komposisi
minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Hidrokarbon Jenuh (alkana)
§ Dikenal dengan alkana atau parafin
§ Keberadaan rantai lurus sebagai komponen
utama (terbanyak)
§ Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
§ Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH –
(CH3)2
b. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
§ Dikenal dengan alkena
§ Keberadaannya hanya sedikit
§ Senyawa penyusunnya:
- Etena, CH2 = CH2
- Propena, CH2 = CH – CH3
- Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3
c. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik
(sikloalkana)
§ Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
§ Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
§ Senyawa penyusunnya :
d. Hidrokarbon aromatik
§ Dikenal sebagai seri aromatik
§ Keberadaannya sebagai komponen yang
kecil/sedikit
§ Senyawa penyusunannya:
e. Senyawa Lain
§ Keberadaannya sangat sedikit sekali
§ Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi
adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali).
D. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak
mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya
harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di
pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan
(Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua
tahapan, diantaranya:
a. Pengolahan pertama, Pada tahapan ini
dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut
sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan
proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut:
1. Perengkahan (cracking)
2. Ekstrasi
3. Kristalisasi
4. Pembersihan dari kontaminasi
E. Dampak Penggunaan Minyak Bumi Serta
Solusinya
Penggunaan
minyak bumi memang memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi kehidupan
manusia. Minyak bumi merupakan bahan bakar utama yang digunakan manusia untuk
berkendara, menyalakan mesin-mesin pabrik, juga untuk memasak. Namun, minyak
bumi juga menimbulkan masalah dan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia di
bumi.
Kendaraan
bermotor menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar utama. Ada dua jenis
pembakaran yang dihasilkan, pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna.
Pembakaran sempurna menghasilkan zat CO2 , N2 dan H2O yang tidak mencemari dan
merusak lingkungan, juga tidak membahayakan kesehatan. Sedangkan pembakaran
yang tidak sempurna akan melepas zat-zat berbahaya seperti Timbal (Pb),
Partikulat, karbon monoksida (CO), ozon (03), oksida nitrogen dan oksida
sulfur. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan berbagai pencemaran dan kerusakan
lingkungan, juga menimbulkan penyakit, mulai dari gangguan pernafasan sampai
kerusakan otak bahkan kanker.
Selain
itu, gas CO2 mempunyai kemampuan untuk menahan energi matahari gelombang
panjang sehingga panas matahari tidak dapat dilepas ke luar angkasa. Ini
menyebabkan sinar matahari terjebak oleh gas CO2 sehingga disebut sebgai efek
rumah kaca. Hal inilah yang memicu pemanasan global. Pemanasan global akan
banyak menimbulkan berbagai macam masalah di bumi dan akan menimbulkan bencana
juga mengancam kehidupan anak cucu kita nantinya.
Nenek
kakek kita berhasil menjaga alam ini dengan baik sehingga kelestarian dan
keseimbangan alam tetap terjaga. Karena itu kita dapat menjalani hidup ini
dengan nyaman, kenyamanan hidup kita, anak cucu mereka merupakan tanggung jawab
nenek moyang kita untuk menjaminnya. Sudah sepantasnya kita memiliki kesadaran
untuk meniru dan mengikuti perilaku nenek moyang kita yang telah bertanggung
jawab menjaga kelestarian alam ini, karena kita bertanggung jawab atas
keberlangsungan hidup anak cucu kita, penerus umat manusia. Jika alam yang kita
jadikan tempat tinggal ini rusak, bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan di
dunia ini dengan nyaman ? Bumi merupakan satu-satunya tempat yang diciptakan
Tuhan Yang maha Esa sebagai tempat tinggal umat manusia. Kita memiliki
kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini, termasuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi. Kalau bumi ini sudah tidak
layak untuk dihuni, dimana lagi kita dapat tinggal dan berlindung ?
SOLUSI
Dari
dampak – dampak yang terjadi kita dapat melakukan tindakan – tindakan yang akan
mengurangi akibat negative dari dampak – dampak tersebut, yaitu sebagai
berikut;
a. Menghemat energi semaksimal mungkin
b. Menggunakan transportasi umum dan
berkendara sesuai dengan prinsip ramah lingkungan
c. Menjaga hutan tetap lestari
d. Memproduksi bensin bebas timbal (Pb)
e. Memproduksi bioetanol dan biodiesel
f. Mengembangkan mobil listrik
g. Mengembangkan mobil hibrida
F. Manfaat dari Pengolahan Minyak Bumi
Produk
Hasil Pengolahan Minyak Bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak
mentah (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak. Menurut komposisi
dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat memproduksi berbagai jenis
produk minyak bumi. Produk minyak terbesar digunakan sebagai energi; bermacam
tingkatan minyak bahan bakar dan bensin. Hasil Pengolahan Minyak Bumi tersebut
seperti;
1. LPG,
2. Bensin,
3. Nafta,
4. Kerosin,
5. Solar,
6. Oli,
7. Lilin,
8. Minyak Bakar, dan
9. Bitumen.
G. Rangkuman Polusi Udara Akibat Pembakaran
Bahan Bakar Fosil
1. Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan
asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan
sisa bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan
bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang
(SO2 atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin
yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya,
gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas
rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas
karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).
CO
+ Hb → COHb
Hemoglobin
seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke
sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2
+ Hb → O2Hb
Namun,
afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang
oleh gas karbon monoksida.
CO
+ O2Hb → COHb + O2
Jadi,
gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen
bagi tubuh.
Cara
mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang
dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan
rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih
berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi
hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran
NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang
batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar
lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan
tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa
timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan
timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi.
Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah
satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah
katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur
berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh
bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan
nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g)
+ 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas
racun gas tak beracun
Pada
bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah
katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4. Efek Rumah Kaca
Berbagai
gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet
tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar
matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan
bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap
karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek
rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan
bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat
penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari
gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi
sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air
hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena
air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g)
+ H2O(l) → H2CO3(aq)
asam
karbonat
Air
hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g)
+ H2O(l) → H2SO3(aq)
asam
sulfit
SO3(g)
+ H2O(l) → H2SO4(aq)
asam
sulfat
2NO2(g)
+ H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam
nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
-
Kerusakan Hutan
-
Kematian Biota Air
-
Kerusakan Bangunan
Bahan
bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut
dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s)
+ 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
-
Menetralkan asam
-
Mengurangi emisi SO2
-
Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Proses
pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari
reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan
tinggi. Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta,
gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain
bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang
dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel
yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
Pencemaran
lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia
karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah
mengikat oksigen menjadi menurun.
B. Saran
Oleh
karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat
dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan
bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan
alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/dampak-penggunaan-minyak-bumi.html?showComment=1368094830683#c282948545146537532
http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/04/makalah-minyak-bumi/
http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/
http://cassanarief.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-tentang-minyak
-bumi-dan.html
Chang,
Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika
Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media
Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A
level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry.
john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey: Prentice.Hall
International
Purba
Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
No comments:
Post a Comment