Posting : junetfhoto.blogspot.com
MAKALAH
TANAMAN
BUNCIS
DISUDUN
OLEH :
KELOMPOK
5
ASWIN
RIFALDO
WINARTI
SARTIKA
RAHMA
ALINI
PUTRI
NUR
AGUNG NUARI
SMAN
14 SINJAI TP. 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberi kenikmatan, nikmat sehat, nikmat makan,
dll. Tidak lupa sholawat beriringan salam selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SWA. yang nantikan syafaatnya di yaumil kiayamah nanti.
Alhamdulilah telah selesai penulisan Makalah
buncis. Penulis tidak mampu menyelesaikan ini sendiri tanpa bantuan berbagi
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu. Rasa terimakasih ini penulis tunjukan
kepada teman sekelompok
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat
untuk penulis dan pembaca. ini masih banyak kesalahan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan guna menyempurnakan makalah
ini.
Sinjai, 20 November
2017
Kelompok 5
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
ii
DAFTARISI....................................................................................................................
iii.
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................
1
A. Latar
Belakang...........................................................................................................
1
B. Tujuan........................................................................................................................
1
C.
Manfaat......................................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................................
3
A. Klasifikasi Tanaman Buncis
Tegak............................................................................
3
B. Botani Tanaman Buncis
Tegak..................................................................................
3
C. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
Tegak.................................................................... 4
D. Media
Tanam.............................................................................................................
5
E. Pupuk N
Mutiara.......................................................................................................
6
BAB III METODE
PENELITIAN....................................................................................
8
A. Waktu dan
Tempat....................................................................................................
8
B. Bahan dan
Alat..........................................................................................................
8
C. Pelaksanaan
Praktikum..............................................................................................
8
D. Tata Letak Percobaan...............................................................................................
10
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN............................................................................
11
A.Hasil...........................................................................................................................
11
B.Pembahasan...............................................................................................................11
BABVPENUTUPAN........................................................................................................13
A.
Kesimpulan................................................................................................................
12
B. Saran..........................................................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................
13
LAMPIRAN.........................................................................................................................
14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Terdapat dua jenis tanaman buncis yang dibudidayakan, yaitu buncis tipe
merambat dan buncis tipe tegak. Buncis merambat membutuhkan rambatan untuk
mendukung pertumbuhanya sedangkan buncis tegak tidak membutuhkan rambatan.
Buncis
tegak cocok dibudidayakan sebagai tanaman sayuran dalam pot. Buncis tipe tegak
berbentuk perdu dengan ketinggian 30-50 cm sangat memungkinkan untuk ditanam
disekitar perkarangan, terutama didaerah perkotaan yang memiliki luas yang
sempit.
Penanaman buncis tegak dalam polybag memerlukan media yang sesuai agar
pertumbuhan dan hasil maksimal. Media tanam merupakan salah satu faktor penting
dalam budidaya tanaman dalam budidaya tanaman. Media tanam sebagai tempat
tumbuh tanaman harus dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman,
diantaranya dapat menyediakan air, unsur hara, dan memiliki porositas yang
baik.
Wadah
media yang umum digunakan pada sayuran dalam polibag. Penggunaan polibag pada
tanaman sayuran dalam pot adalah efesien dalam penyiraman dan pemupukan,
tanaman dapat dipindah-pindah, mudah dalam pengendalian gulma, tidak memerlukan
lahan luas, dan nutrisi yang diberikan dapat diserap akar secara optimal.
Terdapat dua jenis polibag, yaitu polibag bewarna hitam dan polibag
bewarna putih. Polibag bewarna hitam lebih banyak digunakan. Tedapat bebrapa
ukuran polibag, dari yang sangat kecil hingga besar. Penggunaan masing-masing
ukuran polibag dengan umur dan jenis tanaman. Penentuan disesuaikan dengan
jenis tanaman dan perkembangan akar.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
tabulampot.
2. Untuk
mengetahui pengaruh berbagi ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis tegak tabulampot.
3. Untuk mengetahui interaksi berbagi pupuk
kandang dan ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
tabulampot.
C. Manfaat
1. Dapat
mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
2. Dapat
mengetahui pengaruh berbagai ukuran polibag terhadap pertumbuahan dan hasil
tanaman kacang buncis
3. Dapat
mengetahui interaksi berbagai pupuk kandang dan ukuran polibag terhaddap
pertumbuhan dan hasil bunsis tegak
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Buncis Tegak
Nama ilmiah kacang buncis atau nama latin kacang buncis
adalah Phaseolus vulgaris L. Klasifikasi tumbuhan kacang buncis adalah sebagai
berikut :
Kindom :
Plantea
Sub Kindom :
Viridiplantae
Infra Kindom : Streptophyta
Super Devisi :
Embryophyta
Devisi
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Super Ordo :
Rosanae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Phaseolus
Spesies
: Phaseolus vulgaris L
B. Botani Tanaman Buncis Tegak
Tanaman Buncis termasuk tanaman semusim yang di bedakan
atas dua tipe pertumbuhan, yaitu tipe merambat dan tipe tegak. Kacang Buncis
tipe merambat umumnya berbatang memanjang setinggi 2-3 meter, sedangkan tipe
Buncis tegak mempuyai batang pendek setinggi 50-60 cm. Batang tanaman Buncis
umumnya berbuku-buku, yang merupakan tempat melekat tangkai daun. Daun Buncis
bersifat majemuk, dan helai daunnya berbentuk
jorong segi tiga (Rukmana, 1994).
Tanaman buncis memiliki akar tunggang yang dapat menembus
tanah sampai pada kedalaman ±1 meter. Akar-akar yang tumbuh mendatar dari
pangkal batang umumnya menyebar pada kedalaman sekitar 60 – 90 cm. Sebagian
akar –akarnya mebentuk bintil-bintil yang merupakan sumber utama unsur Nitrogen
dan sebagian lagi tanpa nodula yang fungsinya antara lain menyerap air dan
unsur hara (Setianingsih dan Khaerodin, 1991).
Kacang buncis termasuk tanaman menyerbuk sendiri, tetapi persilangan alami sering terjadi
meskipun dalam jumlah atau persentase sangat sedikit. Bunga buncis mekar pada
pagi hari sekitar jam 07.00-0800 WIB. Dari proses-proses penyerbukan bunga akan
dihasilkan buah yang disebut polong.
Polong buncis berbentuk panjang bulat atau panjang pipih dengan panjang
berkisar antara 12-13cm (Rukmana, 1994).
C. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis Tegak
Tanaman buncis memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar dapat tumbuh dengan baik, yaitu:
1) Iklim
Tanaman Buncis dapat tumbuh baik apabila ditanaman di
dataran tinggi yaitu pada ketinggian 1000-1500 meter dpl. Namun tidak tertutup
kemungkinan untuk di tanam pada daerah dengan ketinggian 500-600 meter dpl.
Temperatur udara yang paling baik untuk tanaman Buncis
berkisar antara 20-500C. Di luar kisaran
temperatur tersebut produksinya tidak maksimal. Umumnya tanaman Buncis
menghendaki kelembaban 50-60%, kondisi terlalu lembab dapat mengundang hama
dan penyakit sehingga dapat mengancam
pertumbuhan tanaman (Setiawan, 1994).
2) Curah Hujan
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik pada daerah
dengan curah hujan 1.500 - 2.500 mm per tahun.
Tanaman ini paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang
musim hujan) atau akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat
peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase
pertumbuhan awal tanaman buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong. Pada
fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujan
terlalu tinggi.
3) Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis
adalah 20 - 25°C. Pada suhu kurang dari 20 °C tanaman tidak dapat melakukan
proses fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat dan jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada suhu
udara yang lebih tinggi dari 25°C banyak polong yang hampa. Hal ini terjadi
karena proses pernapasan (respirasi) lebih besar dari pada proses fotosintesis
pada suhu tinggi.
4) Cahaya
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses
fotosintesis. Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya matahari yang besar
atau sekitar 400 - 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis termasuk
tanaman yang tidak membutuhkan naungan.
5) Kelembapan
udara
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis sekitar
50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini agak sulit diukur, tetapi dapat diperkirakan
dari lebat dan rimbunnya tanaman. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat
mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan penyakit. Beberapa jenis
aphids (kutu) dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 70-80%.
6) Tanah
Tanah yang cocok bagi tanaman Buncis adalah Regosol,
Latosol dan Andosol yang merupakan tanah lempung ringan dan memiliki draenase
yang baik. Sifat tanah untuk Buncis gembur, remah dan keasaman (pH) adalah
berkisar 5,5-6.
D. Media Tanam
Media
tanam yang digunakan disini yaitu menggunakan polibag. Adapun komposisi media
tanam yaitu menggunakan tanah dan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan
yaitu menggunakan pupuk kandang sapi, ayam dan kambing. Komposisi unsur hara
yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas
kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang
memiliki kandungan hara unik. Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur
hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis,
kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena
itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
1) Pupuk
Kandang Sapi
Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat
yang tinggi. Serat atau selulosa merupakan senyawa rantai karbon yang akan
mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi senyawa tersebut
memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga kotoran sapi tidak
dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau
pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan, akan
terjadi perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi kotoran.
Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air yang
tinggi. Atas dasar itu, para petani sering menyebut kotoran sapi sebagai pupuk
dingin. Tingginya kadar air juga membuat ongkos pemupukan menjadi mahal karena
bobot pupuk cukup berat. Kotoran sapi telah dikomposkan dengan sempurna atau
telah matang apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak lengket,
suhunya dingin dan tidak berbau.
2) Pupuk
Kandang Ayam
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena
reaksinya yang cepat, cocok dengan karakter sayuran daun yang rata-rata
mempunyai siklus tanam pendek. Pupuk ini mempunyai kandungan unsur hara N yang
relatif tinggi dibanding pupuk kandang jenis lain. Terlebih lagi, unsur N dalam
kotoran ayam bisa diserap tumbuhan secara langsung, sehingga relatif tidak
perlu proses dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran
dengan sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi
digunakan para peternak ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan
kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat
hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P yang
lebih tinggi.
Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa
bibit penyakit terutama bakteri jenis Salmonella. Oleh karena itu
pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan. Kekhawatiran
lain adalah penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa
kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para petani
sayur organik.
3) Pupuk
Kandang Kambing
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang
sukar dipecah secara fisik. Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu
sebelum digunakan hingga pupuk menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang
telah matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau.
Kotoran kambing memiliki kandungkan K yang lebih tinggi
dibandingkan jenis pupuk kandang lainya. Pupuk ini sangata cocok diterpkan pada
paruh pemupukan kedua untuk merangsang tumbuhnya bunga dan buah.
D. Pupuk N Mutiara
Pupuk NPK Mutiara adalah salah satu jenis pupuk majemuk
yang mengandung sedikitnya 5 unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan
tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran granul berwarna biru pudar yang biasanya
dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK Mutiara dibuat menggunakan proses Odda
melalui pelarutan batuan fosfat menggunakan asam nitrat.
Pupuk NPK Mutiara hingga saat ini masih diimpor dari
Norwegia oleh karenanya harganya masih tergolong cukup mahal, yakni Rp.
25.000,- per 900 gram-nya. Kendati sangat mahal, pupuk ini tetap laris
dipasaran karena khasiatnya yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman dengan
reaksi yang cukup cepat. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:
Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan
MgO yang sangat dibutuhkan tanaman.
Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile
dan cepat bereaksi pada tanaman.
Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada
tanah.
Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya
pemupukan relatif lebih kecil.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat
Waktu
praktikum dimulai pada 28 Oktober 2016. Tempat Praktikum di Kebun Percobaan
STIPER Dharma Wacana Metro.
B. Alat dan bahan
Alat:
1) Cangkul
2) Sprayer
3) Timbangan
4) Gunting
5) Gembur
6) Alat tulis
Bahan :
1) Tanah
2) Kompos
kotoran kambing
3) Kompos
kotoran sapi
4) Kompos
kotoran ayam
5) Sekam padi
6) Pupuk NPK
mutiara
7) Insektisida
8) Fungisida
9) Polibag
C. Pelaksanaan Praktikum
Persiapan praktikum meliuti penyiapan lokasi dan bahan praktikum. Lokasi
praktikum diratakan dan dibersihkan dari gulma. Selanjutnya persiapan bahan
yang digunakan dalam praktikum meliputi penyediaan tanah, pupuk kandang pupuk
kandang kotoran sapi, pupuk kandang kotoran kambing, pupuk kandang kotoran ayam
dan sekam padi. Masing-masing media tanam diaduk sesuai dengan perlakuan
diterapkan. Pencampuran media tanam dengan perbandingan 1:1:1. Media tanam yang
telah diaduk dengan perlakuan kemudian dimasukan kedalam polibag sesuai dengan
perlakuan. Polibag yang digunakan adalah polibag warna hitam dengan diameter 20
cm, 30 cm, dan 40 cm.
Setelah
seluruh polibag diisi media tanam sesuai dengan perlakuan selanjutnya polibag
disusun dilokasi praktikum sesuai dengan letak yang telah dibuat. Sebelum
dilakukan penananam media dalam polibag disiram dengan menggunakan air hingga
kapasitas lapang. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit, sebelum tanaman
media disiram dengan insektisida dan fungisida.
Penanaman dilakukan secara langsung (tanpa semai) dengan jumlah benih 1
benih per polibag. Benih ditanam dengan kedalaman 0,5 cm – 1 cm. Untuk
menghindari benih yang telah ditanam dimakan hama, setelah penanamn media tanam
ditaburkan insektisida furadan.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyulaman, pembubunan, pemupukan,
penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman
dilakukan satu minggu setelah tanam yaitu pada benih yang tidak tumbuh atau yang
pertumbuhanya tidak sempurna. Pembubunan dilakukan setelah tanaman berumur 1-2
minggu setelah tanam. Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu
setelah tanam, selanjutnya pemupukan dilakukan setiap minggu. Pupuk yang
diberikan yaitu pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dengan dosis 2 gr/l. Diaplikasikan
dengan pengocoran dengan dosis 250 ml setiap aplikasi.
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan
gembor hingga kapasitas lapang. Jika kondsi media telah basah karena aor hujan
maka penyiraman dihentikan. Penyiangan gulma dilakukan pada gulma yang tumbuh
dimedia tanam dan disekitar polibag. Pada gulma yang tumbuh dimeddia tanam
penyiangan dilakukan dengan cara dijabut, sedangkan gulma yang tumbuh disekitar
polibag penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida atau fungisida tergantung
dari tingkat serangan hama dan penyakit.
D. Tata Letak Percobaan
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|||||||||||
|
A3B2
A1B1
A2B1
A1B3
A2B2
A3B1
A3B3
A2B3
|
A1B3
A3B3
A1B1
A2B1
A1B2
A2B3
A3B1
A3B2
A2B2
|
Keterangan
A1B1 =
Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 20 cm
A2B1 =
Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 20 cm
A3B1 =
Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 20 cm
A1B2 =
Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 30 cm
A2B2 =
Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 30 cm
A3B2 =
Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 30 cm
A1B3 =
Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 40 cm
A2B3 =
Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 40 cm
A3B3 =
Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 40 cm
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Dari
hasil praktikum tanaman kacang buncis ini dapat diketahui bahwa pada lima
minggu setelah tanam tanaman buncis sudah mulai mengeluarkan bungga. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa tanaman pada minggu pertama banyak yang
tumbuh, sekitar 80% benih tumbuh semua. Pada mingu kedua dilakukan penyulaman
pada benih yang tidak tumbuh sehingga tanaman 85% tumbuh. Pada ulangan 1 dan 2
tanaman dapat tumbuh normal, namun pada ulangan ke 3 banayak terjadi kejangalan
yang menyebabkan tanaman banyak tidak tumbuh.
Pada
praktikum ini banyak tanaman yang tidak tumbuh dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Atara lain dapat terjadi karena perawatan yang kurang. Perawatan tanaman
yang kurang dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh. Dapat pula disebabkan oleh
kurangnya penyiraman yang dilakukan. Tanaman yang sanggat membutuhkan air untuk
berbagai proses metabolisme dalam tumbuhan. Pada proses fotosintesis air
sebagai bahan baku proses fotosintesis, apabila air kurang maka fotosintesis
berkurang sehingga metabolisme tidak terjadi sempurna. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh penanam benih yang terlalu dalam. Penanaman benih yang terlalu
dapat menyebabkan benih tidak tumbuh. Tidak tumbuhnya benih juga dapat terjadi
karena adanya hama atau penyakit.
Untuk pemupukan dilakukan setiap
seminggu sekali. Pemupukan dengan menggunakan gelas aqua mineral yang
berkapasitas 250 ml. Pemupukan dilakukan dengan sistem kocor, dalam pengocoran
air yang telah dicampur dengan pupuk NPK mutiara tidak boleh terkena daun
karena dapat menyebabkan daun menjadi terbakar/mati.
Dalam
budidaya buncis dilakukan pemberian ajir, yag dilakukan ketika tanaman sudah
mulai tumbuh sekitar 10 cm dapat diberi ajir dengan menggunakan bambu belah
yang tingginya sekitar 40 cm dan diletakan 10 cm dari tanaman. Pemberianajir
ini bertujuan untuk menopang batang tanaman agar tidak jatuh. Sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
Penyiangan dapat menghilangan gulma bagi tanaman, sehingga tanaman dapat
menyerap mineral yang telah tersedia tadi. Penyiangan disekitar polibag juga
dapat mengurangi hama tanaman, dan memberikan kesan yang indah.
Proses
pembubunan dilakukan sesudah 2 minggu seelah tanam. Pada polibag yang benih
tidak tumbuh tanahnya diambil untuk menambah tanah pada tanaman buncis yang
tumbuh, sehingga tanah pada polibag dapat terisi penuh.
BAB
V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan diatas dengan menggunakan polibag diameter 30 cm dan campuran
tanah + pupuk kandang kotoran sapi dapat menjadikan tanaman dapat tumbuh
normal. Tidak tumbuhnya benih dikarenakan beberapa faktor, antara lain karena
penanam benih yang terlalu dalam, tidak tercukupinya air, perawatan yang tidak
bagus, dan karena hama atau penyakit.
B. Saran
Dalam
penanam buncis tegak ini hendaknya dalam budidaya memerhatikan syarat tumbuh
tanaman. Selain dalam memerhatikan syarat tumbuh dalam penanaman juga
memerhatikan kedalaman tanam, agar tidak terlalu dalam. Selanjutnya dalam
pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan disarankan selalu
rutin. Dalam pengendalian gulma wajib diperhatikan, agar tanaman dapat tumbuh
bagus.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment