Air Mata dan Pelukan
Terakhirmu
Waktu terus berganti dan tidak mau berhenti, begitu juga dengan kisah kasih
dua si joli ini. Tak terasa sudah hampir tiga tahun mereka mengikat tali kasih
dengan setatus pacaran. Waktu yang semakin lama tidak terasa lagi karena
suasana cinta yang menemani mereka berdua. Namun waktu juga akan berhenti
ketika kehidupan di bumi ini sudah berakhir. Seperti kisah yang sahdu ini yang
harus berakhir.
Dengan mengejutkan sang wanita telah memutuskan untuk menerima pinangan
dari laki-laki lain. Disaat sang kekasih telah memutuskan untuk setia padanya.
Betapa derita batin yang ditanggung oleh sang kekasih (Edo) sangat besar.
Segenap rencana untuk hidup berdua,dan mimpi-mimpi mereka harus sirna sekejap.
Seakan tiga tahun yang telah mereka bina selama ini adalah mimpi buruk.
Dan Edo harus mampu menerima keputusan kekasihnya dengan sangat berat,
namun keadaan mengaharuskannya ia untuk menjadi orang yang legowo dan menerima
kenyataan ini. Karena ia juga sadar bahwa ia belum siap untuk meminang
kekasihnya, menurutnya sebuah pernikahan itu tidaklah semudah yang ia
bayangkan. Terlebih ia adalah laki-laki yang pastinya akan menghidupi dan
membahagiakan keluarganya kelak. Inilah sepenggal kisah perpisahaan yang sangat
mengarukan tersebut.
Sebut saja Edo dan Nis-Nis, mereka adalah pasangan muda yang saling
mencintai dan menyayangi. Namun siang itu semuanya telah berakhir. Edo dan
Nis-Nis sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan mereka. Cinta ini
sangat syahdu sehingga berat rasanya jika harus berpisah namun tak ada pilihan
lain kecuali mereka harus berpisah. Pengorbanan cinta yang sekaligus menjadikan
konflik batin yang sangat luar biasa dianatara keduannya. Pada saat itu Edo
baru pulang dari penelitian sosial bersaman teman-teman yang suka meneliti
sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan prilaku masyarakat di Rahtawu.
Sadar satu hal Edo dengan sedih, ia menguatkan dirinya untuk datang ke
rumah Nis-Nis. Dengan wajah yang capek, sedih Edok memarkirkan motornya di
depan rumah Nis-Nis. Setelah itu Edo mengetok pintu “tok-tok-tok, sambil
mengucapkan salam ,assalamualaikum”. Jantungnya semakin berdetak kencang dan
perasaan yang sudah campur mawur seperti es campur, ia berharap yang membukakan
pintu adalah Nis-Nis. Kebetulan yang membuka pintu adalah Nis-Nis, seperti
biasa ia mempersilahkan Edo untuk duduk di ruang tamu. Kemudian Nis-Nis membuka
pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar. Didalam hati Edo, ia berbicara sendiri
untuk menguatkan perasaan patah hatinya “sabar-sabar, Edo kamu harus kuat
dengan semua ini”. Nis-Nis di dalam kamar lumayan lama hampir 15 menit ia di
dalam kamar, setelah itu ia keluar dengan wajah yang lebam dan mata yang merah,
sedikit air matanya masih terlihat di pipinya. Ia duduk dan merunduk diam,.
Perasaan yang sangat berat untuk kenyataan ini bagi mereka berdua. Edo
dengan gaya yang sedikit tegar dan mau menerima semua ini, tetapi sebenarnya
hatinya juga sama penuh emosi yang meledak-ledak. Tapi karena Edo adalah alumni
mahasiswa psikologi yang baru saja di wisua dalam hatinya terus berkata,,,,” ayo
Edo jangan menangis…kamu bisa tegar…” . Nis-Nis masih diam dan merunduk.
Kemudian edo memutar fikirannya agar Nis-Nis tidak sedih lagi dan mau
berbicara, kemudian ia membuat lucu Nis-Nis.
Sambil tersenyum Edo berkata” ayolah bicara jangan hanya diam saja, apa
perlu aku glitikin biar kamu tersenyum dan mau berbicara”. He he….” Namun cara
ini juga belum berhasil malah Nis-Nis semakin deras lagi air mata yang menetes
di pipinya, kemudian Nis-Nis masuk kekamarnya lagi untuk mengambil sapu tangan.
Saat Nis-Nis masuk ke dalam kamaar tenyata Edo juga mengambil sapu tangan dari
tas yang ia bawa. Ternyata Edo juga meneteskan air mata. Setelah Nis-Nis
kembali duduk Nis-Nis berkata “ kenapa kamu juga ikut-ikutan mengambil sapu
tangan.?”.
Edo hanya diam dan memandangi raut wajah Nis-Nis, semabari berbicara di
dalam hatinya” Nis jika saja kamu menjadi aku pasti kamu juga akan sedih dan
hancur hatinya, kamu tidak tau betapa besar cintaku kepadamu, tuhan kuatkan aku
…”! Untuk mengawali pembicaraan Edo bertanya kepada Nis-Nis, “ Kok sepi,?
Dimana ibu kamu?. Nis-Nis menjawab ibuku lagi ke Solo diajak Bu Kepala sekolah
untuk menemaninya. Kemudian Edo memandangi Nis-Nis lagi dengan perlahan,
kemudian berkata “Sudahlah Nis, aku tahu posisi aku dan posisi kamu, tapi
mengapa harus terjadi semua ini, disaat aku sudah menerimamu, dan mencintaimu
dari kurang dan lebihmu. Kamu juga tau betapa aku harus sabar menjaga hati ini
untuk bisa mendapatkan kamu. Kamu adalah penyemangat aku. “ Kamu tau tidak
kemarin pas aku ujian skripsi, aku itu tidak belajar sama sekali karena aku
selalu teringat kamu, dan takut apa yang ada difikiran aku akan terjadi.
Dan akhirnya semua ini harus terjadi juga. “Aku mengawali kisah ini dengan
indah jika harus kisah ini berakhir aku mohon akhirilah kisah ini dengan indah
juga”, kata Edo. Sambil memandangi Nis-Nis yang juga sedih Edo meneruskan
bicaranya, “ Aku tidak akan mengganggu kamu lagi, karena kamu telah memilih dia
dan aku harus rela menerima kenyataan ini meskipun berat rasanya. Sejenak
Nis-Nispun memandang Edo dengan mata yang berkaca-kaca penuh air mata , Edo
berkata “Aku mohon setelah ini kamu tidak memutuskan hubungan komunikasi kita,
kemarin kamu sudah memblokir pertemanan kita di facebook, aku berharap kalau
nomor HP kamu ganti aku kamu kasih tau., bagai manapun juga kamu adalah orang
yang pernah mengisi hari-hari indah dan sedihku. Dan aku tidak ingin memutuskan
hubungan komunikasi kita. ‘Mungkin hanya ini yang aku minta, em…dan hanya
keajaiban langit yang mampu menyatukan kita lagi ‘ Kata Edo.
Kemudian Nis-Nispun menjawab, ya aku akan menutup facebook aku kok kok.
Tanpa banyak kata Nis-Nis merunduk terus dan meneteskan air mata lagi. Sesekali
ia mengusap air matanya, dan berusaha tenang. Namun ia tidak bisa menutupi
kesedihannya itu. kemudian Edo bertanya, “Oh iya laptonya sudah tidak di pakai
kan?, “kalau sudah tidak di pakai aku ambil ya. Nis-Nis pun kembali masuk
kedalam kamar dan mengambil laptop Edo yang kemarin ia pinjam. Banyak kata-kata
yang ada di benak Edo namun entah apa yang terjadi kata-kata itu seakan
terkunci rapat di bibirnya. Mereka saling memandang dan kemudian merunduk lagi.
Setelah itu ada anak yang diantar ibunya yang mau les dirumahnya Nis-Nis.
Mereka menunggu di luar sepertinya ia sudah tahu jika didalam ada tamu.
Kemudian Nis-Nis merapikan ruang tamu dan Edopun membantunya untuk menata meja
les yang tertumpuk di sudut ruang tamu.
Setelah semuanya rapi, Edo meminta pamit karena tidak enak sudah ada anak
les yang datang. Saat itu Edo berdiri dan Nis-Nis pun berdiri saat Edo mengucapkan
pamit, “ sudah ya semuanya akan baik-baik saja kok, aku pamit dulu ya, sudah
ada yang menunggu tu di luar” kata Edo kepada Nis-Nis. Merekapun berjabat
tangan, kemudian Nis-Nis menyandarkan tubunya kepada Edo dengan meneteskan air
mata Nis-Nis memeluk erat Edo. Pelukan terakhir untuk mengakhiri kisah yang
sungguh sulit yang harus mereka lalui.
Di pelukan Edo Nis-Nis kembali meneteskan air matanya dan berkata, “Maaf
kan aku ya” kata Nis-Nis kepada Edo. Ia berkata lagi “ Masih banyak mimpi-mimpi
kamu yang harus kamu wujudkan”. Edo hanya mampu terdiam, kemudian mengecup
kening Nis-Nis untuk yang terakhir. Edo, berkata “Ya…Aku akan mengerti dengan
semua ini, cinta memang tidak harus memiliki, kita akan sama-sama bahagia”. Dan
aku akan mewujudkan mimpi-mimpi yang sudah pernah aku katakan padamu”.
Terimakasih untukmu yang telah mencintai aku. Dengan perlahan dan saling
memandang mereka pun melepaskan pelukan itu. Kemudian Edo keluar dan dengan
senyum ringanya ia menyapa ibu dan anak yang menunggu di luar tadi “ Monggo
bu”.
Ibu tersebut dengan senyum juga berkata “Injih Mas”. Kemudian Edo dengan
pelan-pelan memutar balik motornya kemudian menghidupkan motornya, ia pulang
dengan lega. PESAN CINTA Cinta memang tidak harus memiliki dan cinta sejati itu
bersemayam didalam hati. Meskipun semuanya berakhir namun semuanya harus bisa
saling mengerti. Kita boleh saja berencana namun jodoh, hidup dan mati
seseorang itu juga ada yang menentukan. Kalau jodoh pastilah kemanapun kita
akan pergi , kita akan menemukannya. Sedih karena patah hati itu boleh tetapi
jangan sampai berlarut-larut karena jalan kehidupan masih panjang, yang mesti
kita selesaikan. Cinta sejati adalah cinta yang merelakan kebahagiaan orang
yang kita sayangi. Karena kebahagiaannya adalah kebahagiaan kita, dan sedihnya
juga sedih kita. Hal terindah adalah jika kita menemukan cinta yang tulus, suci
tanpa ada kepalsuan dan rekayasa. Cinta yang saling menguatkan, cinta yang
saling memahami dan tidak egoistik. Semoanya adalah proses kita agar kita mampu
menjadi orang yang besar, legowo, dan belajar dari pengalaman. Terimakasih
cinta, cinta tdak ada yang salah namun cinta adalah anugrah tuhan yang harus
kita jaga dan kita syukuri.
No comments:
Post a Comment