MAKALAH
PROSES
TEKTONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1
Suci Tirani
Abd. Rahman
Wini Afriani
Fitriani
M.Israq Afriansyah
Rahman
TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sinjai 23 Januari 2019
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman
judul…………………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………….. ii
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………….….…….
iii
BAB I
PENDAHULAN………………………………………………………………………………….…… 1
Latar
Belakang…………………………………………………………………………………………….…..1
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………2
BAB II
PEMBAHSAN…………………………………………………………………………………….….. 3
a.
Tektonisme……………………………………………………………………………………..…..3
b.
Gerak Epirogenesa…………………………………………………………………………..…..3
c.
Gerak Orogenesa…………………………………………………………………………..…….3
d.
Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan…………………………………………………..6
e.
Jenis-jenis Batas Lempeng………………………………………………………………..…..7
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………..…….9
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………..….9
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………..………… 10
BAB I
PENDAHULAN
A.
LATAR BELAKANG
Tektonisme adalah proses yang terjadi
akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di
suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan
tekanan secara horizontal maupun vertikal yang menyebabkan lapisan permukaan
bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari
gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi
menjadi retak dan patah.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa
dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang
disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke
atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Ada dua Epirogenesa:
Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang
mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat
naik dan daratan menurun.Contoh : Tenggelamnya Pulau-Pulau
Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang
mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat
turun dan daratan menaik. Contoh : Munculnya Pulau-Pulau Baru
Orogenesa adalah pergerakan lempeng
tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa
biasanya disertai proses pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang
terjadi akibat adanya tekanan pada arah mendatar pada lapisan batuan yang
lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar yaitu sinklinal dan antiklinal.
B. Rumusan Masalah
1. Membahas pengertian tentang Tektonisme
?
2. Membahas tentang gerak epirogenesa ?
3. Membahas tentang gerak orogenesa ?
4. Membahas tengang dampak tektonisme
dalam kehidupan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tektonisme
Proses tektonisme bisa disamakan dengan
dislokasi yang berarti disertai dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari
kedudukan semula. Perubahan ini bisa secara vertikal maupun horizontal.
Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas. Berdasarkan kecepatan gerakan
dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme dibedakan menjadi dua.
B.
Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua.
Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan sehingga kadang tidak kita rasakan.
Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya
perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan
negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut
sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan.
Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang
menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami
kenaikanatau pengangkatan berulang kali.
C.
Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng
tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Merupakan proses
pembentukan gunuung akibat tabrakan lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan
kontinen, atau pergeseran punggung samudra dengan benua.
1.Lipatan
(Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi
karena tekanan yang lemah, tetapi berlangsung secara terus menerus. Puncak
lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan
bentuk pelipatannya, lipatan dibedakan menjadi:
Lipatan tegak (Symmetric Folds)
Lipatan tegak adalah lipatan yang
dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.
2 . Lipatan Miring (Asymmetric Folds)
Lipatan miring adalah lipatan yang
dihasilkan ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satu sisinya lebih kuat,
sehingga akan menghasilkan kenampakan salah satu sisinya lebih curam.
3. Lipatan Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah
lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi karena arah tenaga horizontal hanya
dari satu arah.
4. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup adalah lipatan yang
terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain dan menyebabkan
sumbu lipat hampir datar.
5. Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)
Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang
terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuat sehingga
menyebabkan lipatan menjadi retak.
6. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust
rusak sepanjang garis retakan.
-
.Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan
karena gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan
sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang mulanya horisontal
menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
-
Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang
bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan
orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran titik atau tempat
yang semula bertampalan (kontak) kemudian berpindah lokasi
(dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya
tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ciri adanya patahan dapat
dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok.
Tipe-tipe dasar patahan:
Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu
blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok
lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar
hingga mendekati 90 derajat.
b. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall
yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.
c.
Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif
mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya
seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada yang
bergerak dengan arah vertikal. Bila
gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri
dinamakan sesar geser dekstral.
-
Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang
terjadi karena pengaruh gaya regangan, sehingga batuan mengalami retak-retak
namun masih bersambung. Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak
antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan cara
pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai berikut:
Retakan yang disebabkan tekanan
Retakan yang disebabkan tarikan
D. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan
1.
Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di
Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik akibat letusan
gunung api membuat tanah menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan
galian tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat
dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
2. Dampak Negetif
Lereng-lereng yang terbentuk karena
tenaga endogen ada yang terjal dan landai, yang tidak baik dijadikan daerah
pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga
tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor
sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan
gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat
menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta
menimbulkan kerugian material bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong
terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut
terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan,
amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya
gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi.
Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan
kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
E. Jenis-Jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda
dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga
jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan.
Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
Batas transform (transform boundaries)
terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara
menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif
kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat)
ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh
sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
Batas divergen/konstruktif
(divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh
satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah
contoh batas divergen
Batas konvergen/destruktif
(convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan
mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu
lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental
collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam
biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam
mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini
dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan
pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita
lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese
island arc). Batas konvergen dibagi kembali menjadi tiga, yaitu:
1. Bila 2 lempeng samudra yang saling
mendekat, lempeng yang satu akan
menghunjam kebawah lempeng yang lain
membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra
yang saling mendekat,
maka lempeng samudranya akan menghunjam
kebawah lempeng benua,
membentuk pegunungan uplift seperti
Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling
mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan
(collision), membentuk pegunungan lipatan
seperti Himalaya.
Selain 3 jenis batas lempeng di atas,
terdapat juga plate boundary zone, dimana interaksi antar lempengnya belum
diketahui. Dan pada umumnya, plate boundary zone melibatkan paling tidak 2
lempeng besar dan beberapa microplate yang bergerak dengan cukup rumit,
sehingga pada daerah tersebut terdapat fitur geologi yang kompleks dan pola
gempa bumi. Contoh dari plate boundary zone adalah daerah Mediterranean-Alpine
yang merupakan batas antara lempeng Eurasia dan Afrika, dimana terdapat
kenampakan subduksi, kolisi, dan transform fault.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal
dari dalam bumi yangmenyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan
dan retakan padakulit bumi serta pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan
luas wilayah yangmempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak
orogenesa danepirogenesa. Gerak orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang
relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkanadanya
tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilahperistiwa
dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnyaterbentuknya
deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik
Pararas-Carayannis, G., 1997.
Some of the World’s Greatest Disasters,
Bombay Press.,
India, 243 h.Sartono, S., Hardjasasmita,
S., Zaim, Y., Nababan, U.P., dan Djubiantono, T.,1978. Sedimentasi Daerah
Patiayam, Jawa Tengah.
Berita Pusat Penelitian Arkeologi
, 19, h.1-21.Syarifudin, M.Z., dan
Hadian, R., 1977.
Laporan lapangan pemeriksaanG. Sumbing, Jawa
Tengah.
BPPTK DIY, Tidak dipublikasikan.Suwarti,
T. dan Wikarno, 1992.
Peta Geologi Lembar Kudus
, skala 1:100.000.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
No comments:
Post a Comment