posting : junetfhoto.blogspot.com
MAKALAH
MINYAK BUMI
DI SUSUN OLEH :
RIFALDO
0559
SMA NEGERI 14
SINJAI TA.2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Minyak Bumi”. persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
Adapun di
dalam makalah ini kami membahas tentang :
Apa itu
Minyak Bumi,
Proses
terbentuknya Minyak Bumi,
Komposisi
Minyak Bumi,
Pengolahan
Minyak Bumi,
Produk
Hasil Pengolahan, dan
Akibat
pembakaran bahan bakar fosil.
Dalam
penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini membantu teman-teman mengetahui secara garis
besar tentang Minyak Bumi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca
makalah kami.
Sinjai,
20 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………
ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………..……… iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………….……………1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………2
BAB II Pembahasan
2.1 Teori Pembentukan Minyak Bumi……………………………………………………..……………………3
2.2 Komponen Minyak Bumi ……………………………………………………………………………………… 4
2.3 Pengolahan Minyak Bumi……………………………………………………………………………………… 5
2.4 Fraksi Minyak Bumi ……………………………………………………………………………………..…………7
2.5 Manfaat Minyak Bumi……………………………………………………………………………….……………9
2.6 Akibat Negatif Penggunaan Minyak Bumi………………………………………………………………15
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………..……………25
3.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………………… 25
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………..………26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam,
dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan
sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas
alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi
lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting.
Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut
petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon
yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya
dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar
minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu
sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan
gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus
memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a) Dapat mengetahui dan
mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b) Dapat mengetahui hasil
pengolahan dari minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat
serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d) Dapat mengetahui dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna.
BAB II
Pembahasan
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus –
karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
2.1 Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak
bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak
bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi.
Teori Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian
M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer.
Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan
telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam
perut bumi.”
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam
alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan
dengan C02 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa
minyak bumi tebentuk akibat adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam
di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar
fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di
atmosfir bebeapa planet lain.
2.2 Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah
atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas,
cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik
alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi
dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan
unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen
(0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau
normal parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang
memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan
sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul
sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk
dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag
bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon
ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa
hidrokarbon bentuk siklik.
Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang
berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan
senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini
terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang
telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam
dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam
dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.
2.3 PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampunga
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak
sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan
lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar
500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50. Pengolahan minyak bumi
dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke dalam
kelompok-kelompok dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada
suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap
kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan
terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke
bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara
adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi
disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, ga sproteleum
dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai
sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai
dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang
meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan
blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran
tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk memisahkan
komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, yang disebut
proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi
(kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka
komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon
ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat
dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai
fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan
keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki
produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih
harus ditambahkan aditif (zat penambah).
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil.
Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan
menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar.
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating
Acid treatment
Desulfurizing (desulfurisasi)
6. Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di
dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending
(pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat
ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.
2.4 FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek
didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan
titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek
didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai
hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka
dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana
sebagai berikut:
Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (oC)
Kegunaan
Gas
C1 – C5
-160 – 30
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleum eter
C5 – C7
30 – 90
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5 – C12
30 - 200
Bahan baka motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12 - C18
180 – 400
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas
350 ke atas
Pelumas
Parafin
C20 ke atas
Za padat dengan titik cai rendah
Lilin dan lain-lain
Aspal
C25 ke atas
residu
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya
2.5 MANFAAT MINYAK BUMI
Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan
sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifatkimianya.
a. Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA
(purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya
adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi
senyawa aromat, yaitu para-xylene.
Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom
C1 dan C3 dari molekul benzen tersebut.Para-xylene ini kemudian dioksidasi
menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta proses petrokimia diatas). Nah dari
PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan
metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester inilah yang menjadi benang
sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir semua pakaian seragam yang
adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya
bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis
poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari
bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat
dari serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses
pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Salah satu produsen PTA
di Indonesia adalah di Pertamina Unit Pengolahan III dengan jenis produk dan
peruntukannya disini. Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk
pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi. Misal serat untuk
bahan isi pembalut wanita. Polimer tersebut terbuat dari polietilen.
b. Papan
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa
plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari
propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan
plastik inilah kemudian jadi macam-macam mulai dari atap rumah (genteng
plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi,
piring, dll.
c. Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada
pada tinta / cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang
biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung
banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll…. Hidrokarbon
yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau
LAWS mmerupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan
rentang titik didih antara 145o C — 195o C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk
pelarut LAWS merupakan campuran dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon
aromatik. Untuk daftar pelarut lebih lengkap dan kegunaannya bisa dilihat
disini.
d. Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas
lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang
juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik,
waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik
lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik
spesifikasinya ketat sekali.
e. Pangan
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang
tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Kalau atom karbon
dinotasikan sebagai bola berwarna hitam, okeigen berwarna merah dan hidrogen
berwarna putih maka bentuk molekul tiga dimensi dari glukosa akan seperti
gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun
dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta
bercabangcabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan
bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Selsel tubuh tersebut menyerap
glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen
yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi / pernafasan.
Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan dibawah jaringan kulit
dalam bentuk lemak. Reaksi pembakaran gula dalam tubuh
C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) —- >
Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau air
seni).
BENSIN (PETROL atau GASOLINE)
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan
untuk kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3
jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu
atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan
jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan.
Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai
oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu
pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat.
Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan
dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua
diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan
ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana
menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara
denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan
88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat
aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara
kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus
kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada
bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide
(C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan
nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan
118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam
timbel.
3. Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL
dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah
diuraikan oleh mikroorganisme.
KILANG MINYAK DI INDONESIA
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang
mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan
maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
1. Pertamina Unit
Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari).
Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
2. Pertamina Unit
Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu
barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
3. Pertamina Unit
Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
4. Pertamina Unit
Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)
5. Pertamina Unit
Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari)
6. Pertamina Unit
Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
7. Pertamina Unit
Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
8. Pusdiklat Migas Cepu,
Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
OPEC
OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting
Countries; bahasa Indonesia: Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi)
adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai
produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan
minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu
anggotanya hanya lima negara. Sejak tahun 1965 markasnya bertempat di Wina,
Austria.
Aljazair (1969)
Angola (1 Januari 2007)
Libya (Desember 1962)
Nigeria (Juli 1971)
Arab Saudi (negara pendiri, September 1960)
Iran (negara pendiri, September 1960)
Irak (negara pendiri, September 1960)
Kuwait (negara pendiri, September 1960)
Qatar (Desember 1961)
Uni Emirat Arab (November 1967)
Ekuador (1973–1993, kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
Venezuela (negara pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
Gabon (keanggotaan penuh dari 1975–1995)
Indonesia (anggota dari Desember 1962–Mei 2008)
Pada Mei 2008, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan
surat untuk keluar dari OPEC pada akhir 2008 mengingat Indonesia kini telah
menjadi importir minyak (sejak 2003) atau net importer dan tidak mampu memenuhi
kuota produksi yang telah ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggota
Suriah, Sudan, dan Bolivia (ketiga negara ini sudah diundang oleh OPEC
untuk bergabung) Brasil (ingin bergabung setelah ditemukan cadangan minyak yang
besar di Atlantik)
2.6 AKIBAT NEGATIF PENGGUNAAN MINYAK BUMI
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber
pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber
pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda.
Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga,
dan industri.
No
Polutan
Dihasilkan dari
1.Karbon dioksida (CO2)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran
gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
2. Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas
buangan kendaraan.
3. Karbonmonoksida (CO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas
buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
4. Kloro Fluoro Carbon (CFC)
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan
penyemprot aerosol.
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan
manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup
seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong
dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala makro, misalnya
fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global adalah
efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam
telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi.
Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian. Ketika
bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara. Data
yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke
udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak peningkatan CO2 terhadap
lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar sebagian
besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang gas-gas pembakarannya
tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan
hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida, oksigen
akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan
tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida sebesar
5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung karbon
monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita
sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di
udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika
memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka agar
gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan
bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan
ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang dekat dengan
industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000
mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang
paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit
dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan
mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga
dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak beberapa
kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari udara melalui
stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali menimbulkan
kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga
fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan bermotor.
Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering menyebabkan iritasi
pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak
tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta
pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida
(SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di
udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan salju.
Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam
sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang
akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat
mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan asam
juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam,
misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan. Selain
itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau,
sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang
terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini
disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di
dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya.
Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi
dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan
mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu
rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan
seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap
seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada
di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke
ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah
tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas
penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca
dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah
sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah
yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan
pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan
selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga
menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam, sedangkan
daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca menimbulkan
perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada
abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat
mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada
ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer
yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% radiasi sinar
Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas penyemprot),
mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke
lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon
menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon,
berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang
seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi fungsi
lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan
menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain
gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya
pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk
radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan
gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga berasal
dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif dalam
batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan
menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan
penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik dan
partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam
kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh.
Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada AND
atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah seseorang
memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental, dan
gangguan fisik lainnya serta leukemia.
2. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau
dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan
pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan
minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik
memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah
perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik yang
mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat
yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses penguraian
sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat
berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per
liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena
penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk,
pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti plankton, ikan,
hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air tersebut
untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi
dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai makanan ke
tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke
bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di
perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng
gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati
membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan
kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme anaerob.
Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan
minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap
tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke
laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak
kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu
burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
J. ENERGI ALTERNATIF
1. Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60 tahun lagi
akan habis. apabila dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk memperlambat dan
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi tersebut salah
satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya sangat besar
untuk dikembangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan biodiesel adalah
minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1 unit gliserine
dan sejumlah asam lemak.
Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang adalah
triglyseride (lemak dan minyak). Komponen glycerine memiliki titik didih tinggi
yang dapat melindungi minyak dari penguapan (volatilizing). Pada biodiesel,
komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain yang disebut
ester. Glycerine dan asam lemak dipisahkan dengan proses esterifikasi. Minyak
tumbuhan bereaksi dengan alkohal dan katalis, jika minyak tumbuhan adalah
metanol dan kelapa, dan komponen reaktannya adalah alcohol maka akan dihasilkan
coco metil ester. Coco metil ester adalah nama kimia dari coco biodiesel. .
Tingkat keberhasilan dalam proses pembutan biodiesel dipengaruhi oleh putaran
pengadukan, temperatur pemanasan dan kadar katalis serta kandungan air ketika
pembuatan sodium metoksid.
Setelah diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar minyak
vegetatif dan minyak diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif mempunyai
efisiensi dan daya mesin yang lebih besar dibanding dengan minyak diesel,
karena suhu gas buang yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi penurunan
kualitas nilai kalor rata-rata 2%. Dengan nilai kalor yang rata-rata lebih
rendah 2%, tetapi minyak vegetatif mempunyai angka cetana yang jauh lebih
tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel 45, biodiesel 62 untuk yang
berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis kelapa
sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang lebih pendek bila dibandingkan
dengan minyak diesel. Adanya keterlambatan penyalaan yang lebih pendek
(ignition delay) daya yang dihasilkan besar dan efektif, maka akan dihasilkan
unjuk kerja yang optimum. Pengujian viscositas minyak vegetatif yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti
menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila
dibandingkan dengan
minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6)
cst dan (2.6 – 4.8).
Keuntungan dari biodiesel dari minyak kelapa.
1. Minyak biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat dibuat
secara mudah dengan cara mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan
methanol dan katalis NaOH yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
2. Bahan bakar biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk
diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel/solar. Flash point
dari biodiesel kelapa lebih rendah dari pada solar. Nilai kalor bahan bakar
biodiesel minyak kelapa setara dengan solar.
2. Gas alam
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon
(CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah
terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan
Ar, terdapat pula uap air dan pasir. Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar
dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan C3H8. Gas alam
yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung dengan minyak
bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang khusus
menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas non-associated.
Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa menyelesaikan
permasalahan tersebut, tetapi dalam jangka panjang, apa yang dialami oleh
minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan data dari Natural Gas
Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002, cadangan terbukti
(proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3. Jumlah cadangan
ini, dengan tingkat konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan dapat bertahan
selama beberapa puluh tahun saja.
Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih
50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor)
akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap
pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan
bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada
tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa
kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat
menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam
dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua
dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan
bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano
bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak
aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang
keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai.
Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri,
limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida
(H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya
sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana
(CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi
(nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana
semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan
memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan
zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan
menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5
ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan
membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur
trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan
membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang
kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar
kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas
serta dapat menimbukan korosif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun
jutaan tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak.
Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki
peranan penting bagu kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan
baku industri petrokimia.
3.2 Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui.
Kini keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti
gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut
merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang
mengalami global warming.
Daftar
Pustaka
www.junetfhoto.blogspot.com
No comments:
Post a Comment