MAKALAH UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
DI SUSUN
OLEH : KELOMPOK 1
FADLIA MUBAKKIRA
AFANDI RAMLI
MUH.NURALIM ANUGRAH
NASRUN RIFAI
SMA NEGERI 6 SINJAI 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua,
terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut
ini, penulis persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “UNSUR-UNSUR
MANAJEMEN”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada
pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah
ini, penulis mohon maaf, karna penulis sendiri dalam tahap belajar.
Akhirnya,
tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis
telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Dengan
demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah
memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.
Sinjai, 10 Januari 2018
Kelompok
1
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR
......................................................................................... ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. UNSUR – UNSUR MANAGEMENT
PENDIDIKAN....................................... 2
1.
Men……………………………………………………………………………..2
2.
Money…………………………………………………………………………..2
3. Machines…………………………………………………………………..……2
4. Methods………………………………………………………………….………2
5. Material……………………………………………………………………..……3
6. Market………………………………………………………………………….…3
7. Information…………………………………………………………………..……3
B. FUNGSI - FUNGSI MANAGEMENT
PENDIDIKAN........................................ 3
1. Fungsi
Perencanaan (Planning).................................................................. 6
2. Fungsi
Pengorganisasian (Organizing)........................................................ 8
3. Fungsi
Pengarahan (Directing)...................................................................... 9
4. Fungsi
Pengendalian (Controlling)................................................................ 9
C. APLIKASI UNSUR DAN FUNGSI MANAGEMENT PENDIDIKAN…………. 10
BAB III
KESIMPULAN.......................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manajemen
sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang,
baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal,
atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain
itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan
yang rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih
baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat
dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh
komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik.
Lemahnya
manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal
pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus
sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum
mengenanya fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang
pentingnya fungsi-fungsi manajemen.
B. Rumusan
Masalah
1. Unsur –
Unsur Manajemen Pendidikan
2.
Fungsi-Fungsi Management Pendidikan
3. Aplikasi Unsur Dan Fungsi Manajemen
pendidikan
BAB
II
PENDAHULUAN
A. UNSUR – UNSUR MANAJEMEN PENDIDIKAN
1) Men (
manusia, orang-orang, tenaga kerja )
Tenaga kerja ini meliputi baik tenaga kerja eksekutif
maupun operatif. Dalam kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab manusia membuat
tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkannya itu. Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses kerja.
Hanya saja manajemen itu sendiri tidak akan timbul apabila setiap orang bekerja
untuk dirinya sendiri saja tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain.
Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
2) Money ( uang
)
Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan,
disamping faktor manusia yang menjadi unsur paling penting (the most important
tool) dan faktor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang merupakan faktor yang
penting sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu usaha. Jadi uang
diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih
dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang sungguh-sungguh
terhadap faktor uang karena segala sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu
memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alar-alat yang
dibutuhkan yang harus dibeli dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari
suatu investasi.
3) Machines (
mesin atau alat-alat )
Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin sebagai alat
pembantu kerja sangat diperlukan. Mesin dapat meringankan dan memudahkan dalam
melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin sangat
tergantung pada manusia, bukan manusia yang tergantung atau bahkan diperbudak
oleh mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak ada yang menemukannya,
sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah untuk mempermudah
atau membantu tercapainya tujuan hidup manusia.
4) Methods (
metode atau cara )
Cara atau metode yang digunakan dalam usaha untuk
mencapai suatu tujuan. Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja yang telah
dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas
pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan
tetap kurang baik. Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu metode akan
tergantung pula pada orangnya.
5) Materials (
bahan atau perlengkapan )
Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat
mencapai tujuan yang dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen
tidak dapat diabaikan.
6) Market (
pasar )
Memasarkan produk
sudah barang tentu sangat penting, sebab bila barang yang diproduksi tidak
laku maka proses barang akan berhenti.
Artinya,proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya( kemampuan)
konsumen.
7) Information (
informasi )
Tentu saja informasi sangat yang sedang disukai, apa yang sedang terjadi
di masyarakat, dan sebagainya. Manajemen informasi sangat penting juga dalam
menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan.
Ketujuh unsur manajemen tersebut lebih dikenal dengan
sebutan 6 M + I , yaitu man, money, material, machine, method, market dan information. Setiap unsur
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Manajemen tidak dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya ketujuh unsur tersebut.
C. FUNGSI-FUNGSI
MANAGEMENT PENDIDIKAN
1. Lima Fungsi
Utama Manajemen
Penting untuk diingat, bahwa manajemen adalah suatu
bentuk kerja. Manager, dalam melakukan pekerjaannya, harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen, yang
terdiri dari,
1) Planning-
menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang
dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
2) Organizing-
mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan
kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3) Staffing- menentukan keperluan-keperluan sumberdaya
manusia, pengarahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
4) Motivating-
mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan. Bernard
Berelson dalam Siswanto, mendefenisikan motivasi sebagai keadaan jiwa dan sikap
mental manusai yang memberikn energi, mendorong kegiatan, dan mengarah dan
menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan.[2]
5) Controlling-
mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana
perlu.[3]
2.
Fungsi-Fungsi Manajemen
1) Perencanaan[4]
·
“Self-audit”- menentukan keadaan organisasi sekarang.
· “Survey”
- lingkungan.
·
“Objectives”- tujuan.
2) Pengorganisasian
· “Identity”-
tetapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
· “Break work
down”- bagi-bagi pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang.
· Tugas-tugas
kelompok menjadi posisi-posisi.
3) Kepegawaian
· Tentukan keperluan-keperluan
sumber daya
· Kerahkanlah
pegawai-pegawai sedapat mungkin
· Saringlah
4) Pemotivasian
· Berhubungan
dengan staf dan jelaskan tujuan-tujuan kepada bawahan.
· Bagi-bagikan
ukuran-ukuran pelaksanaan- “performance standards”-
· Latih dan
bimbing bawahan untuk memenuhi ukuran-ukuran pelaksanaan itu.
5) Pengawasan
· Tetapkan
ukuran-ukuran.
· Perbaiki
penyimpangan-penyimpangan.
· Berhubungan
selalu selam proses pengawasan.[5]
Manajemen
pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya
dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa
fungsi manajemen pendidikan. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini,
pandangan dari beberapa ahli ialah sebagai berikut:
Menurut
G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Actuating (pelaksanaan); dan
4. Controlling (pengawasan).
Henry
Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Commanding (pengaturan);
4. Coordinating (pengkoordinasian); dan
5. Controlling (pengawasan).
Harold
Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan); dan
5. Controlling (pengawasan).
L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan);
5. Coordinating (pengkoordinasian);
6. Reporting (pelaporan); dan
7. Budgeting (penganggaran).
Berbicara
tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi
manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang
industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu adalah
merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar
ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga
sekarang.
Sementara
itu Robbin dan Coulter[6] mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling
penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.
Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim[7] menyatakan bahwa fungsi manajemen atau
tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam
pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar
diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab
perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi
keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap
orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18
yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika
menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya
untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui
batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk
mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa
dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim[8]mengemukakan bahwa
ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah
perencanaan, yaitu :
- Ketelitian dan
kejelasan dalam membentuk tujuan
- Ketepatan
waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
- Keterkaitan
antara fase-fase operasionalrencana dengan penanggung jawab operasional, agar
mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
- Perhatian
terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat,
mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung
jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya,
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan
evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
- Kemampuan
organisatoris penanggung jaawab operasional.
Sementara
itu menurut Ramayulis[9] mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam
perencanaan itu meliputi :
- Penentuan
prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan
agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan,
masyarakat dan bahkan murid.
- Penetapan
tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan
- Formulasi
prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
- Penyerahan
tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam
perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa
perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik
bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin
agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Ajaran
Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan
yang tersusun rapi.
Menurut
Terry[10] pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan
untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan
semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan
dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme
kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan.[11]
Sementara
itu Ramayulis[12]menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam
adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain
struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan
Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Sebuah
organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain
perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua
prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan
lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan
Islam.
Dari
uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua
setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi
karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh
satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan
terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan
keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk
diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan
bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan
dan pengetahuan.
3. Fungsi Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif
menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam
fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi
pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang
memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang
diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan.
Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah,
larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem
komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam
manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang
yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah
setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan,
konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang
berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan
diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan
berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima
pengarahan.
Dengan
demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen
pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius
kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan
sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri[13] menyatakan bahwa dalam
pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus,
mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Dalam
pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus
menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang
bersifat materil maupun spirituil.
Menurut
Ramayulis[14]pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai
berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya
manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang
menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa
pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab
kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain
pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan
manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
C. APLIKASI UNSUR DAN FUNGSI MANAJEMENPENDIDIKAN[15]
Tuntutan
akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin
ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Pendidikan dan lembaga-lembaga
pendidikan mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta
produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu
pendidikan. Tata Administrasi Negara ( TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan (
TLP) dalam bidang pendidikan haruslah dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan
tersebut.
Untuk
mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma
baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan
evaluasi.
Unsur-unsur paradigma baru pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya mendapatkan
kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling tidak, dapat
dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam penerimaan dan
pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/ staf non akademik, pengembangan
kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Dalam penerapannya
di sekolah. misalnya, paling tidak bahwa guru/pengajar semestinya diberikan
hak-hak profesi yang mempunyai otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai
bagian kepanjangan tangan birokrasi di atasnya .
Akuntabilitas
diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang
memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga
pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values)
termasuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan
transparansi (keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas
untuk penggunaan semua sumberdayanya.
Suatu
pengendalian dan akreditasi dari luar diperlukan melalui proses evaluasi
tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi
tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga
pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermutu.
Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan yang berwenang.
Adapun
evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses
informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja
dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan
hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan.
Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau eksternal.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah proses
pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan
atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan
melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif
untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Banyak
sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan tentang fungsi-fungsi
manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia mengatakan bahwa fungsi
manajemen itu di antaranya adalah Fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
Ada
banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, :
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing),
dan Pengendalian (Controlling).
DAFTAR
PUSTAKA
Brantas, Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta. 2009.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah
dalam Prkatik, Jakarta : Gema Insani, 2003.
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi
Aksara, 2006.
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Jakarta :
Pustaka Al Kautsar, 1997.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia,
2008.
Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), Jakarta
: PT Indeks, 2007.
Siswanto, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
No comments:
Post a Comment